Mohon tunggu...
Lyfe

Sembuhkan Diri dari Dalih, Penyakit Kegagalan

7 April 2018   15:13 Diperbarui: 7 April 2018   15:24 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam buku berpikir dan berjiwa besar karya David J. Schwartz dijelaskan bahwa hal yang menyebabkan seseorang gagal yang berkepanjangan adalah dalih atau alasan. Maka benarlah quote yang selama ini beredar di dunia maya yang mengatakan bahwa orang gagal memberikan seribu alasan atas kegagalannya. Jadi, dapat kita lihat bahwa semakin berhasil seseorang maka ia akan semakin sedikit ia memberi dalih. 

Dalih apa sajakah yang paling sering digunakan manusia untuk bersembunyi dibaliknya dalam rangka menutupi kegagalannya?

Dalam buku berpikir dan berjiwa besar terdapat empat dalih yang paling sering digunakan manusia, yaitu :

1. Dalih kesehatan

"Tetapi kesehatan saya buruk"kesehatan yang buruk sering kali menjadi alasan seseorang untuk meraih sesuatu, merasa dirinya terbatasi untuk melakukannya, menganggap dirinya tidak mampu melakukannya karena keterbatasan fisiknya, banyak orang menderita dalih kesehatan, padahal tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mempunyai kesehatan yang sempurna, stephen hawking contohnya seandainya dia menggunakan kesehatannya sebagai dalih untuk meraih kesuksesan, mungkin dia tidak akan pernah mencapai puncak keberhasilannya dan tetap terpuruk dalam kegagalannya. Cara mengatasi dalih ini adalah 1. jangan berbicara tentang kesehatan anda, 2. Jangan khawatir tentang kesehatan Anda, 3. Bersyukurlah secara tulus bahwa kesehatan anda baik sebagaimana adanya, 4. Sering-sering ingatkan diri anda " jauh lebih baik letih karena bekerja daripada letih karena menganggur."

2. Dalih Intelegensi

"Tetapi saya harus mempunyai otak yang cerdas utuk berhasil"seperti pepatah rumput tetangga terlihat lebih hijau, manusia pun seringkali begitu, menganggap kekuatan otak orang lain terlalu hebat dan menganggap terlalu remeh kekuatan otak kita. Padahal yang terpenting bukanlah seberapa besar kuantitas yang kita miliki, namun, seberapa besar kita mampu menggunakan apa yang otak kita miliki, itu lebih baik. Cara untuk mengatasi dalih ini adalah, 1. Jangan pernah menganggap remeh intelergensi anda sendiri, 2. Ingatkan diri anda beberapa kali sehari, " sikap saya lebih penting dari pada intelegensi saya", 3. Ingat bahwa kemampuan berpikir jauh lebih bernilai dari pada kemampuan mengingat fakta.

3. Dalih usia

"Tidak ada gunanya, saya terlalu tua"ketika sesorang mendapati prestasi mereka yang tidak terlalu memuaskan, sering kali dalih usia ini muncul, seperti saya terlalu muda atau saya terlalu tua, padahal kita telah mengetahui bahwa belajar itu tidak mengenal usia, jadi tidak ada yang terlalu muda atau terlalu tua untuk meraih sesuatu, asalkan sungguh-sungguh melakukannya, dengan niat yang kuat, yang tua pun pasti dapat mengalahkan yang muda dan begitupun sebaliknya. cara mengatasi dalih usia ini adalah, 1. Lihat usia anda yang sekarang secara positif. 2. Hitung berapa banyak waktu produktif yang masih anda miliki, 3. Investasikan waktu masa depan dalam mengerjakan apa yang benar-benar ingin anda kerjakan.

4. Dalih nasib

"Tetapi kasus saya lain, saya menarik nasib buruk"orang bijak zaman dahulu mengatakan bahwa ada sebab untuk segalanya, tidak ada satu hal pun di dunia ini yang terjadi karena kebetulan, semuanya berhubungan, hal yang terjadi pada masa sekarang adalah akibat dari suatu hal yang kita lakukan pada masa lampau, seperti pepatah kita akan memanen apa yang kita tanam, nasib pun juga seperti itu, kita akan mendapat nasib yang baik di masa depan jika kita melakukan hal yang baik di masa sekarang. Cara untuk mengatasai dalih nasib ini adalah, 1. Terimalah hukum sebab-akibat. perhatikan kembali apa yang tampaknya sebagai "nasib baik" seseorang, 2. Jangan menjadi orang yang suka berangan- angan kosong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun