Mohon tunggu...
Humaniora

Alibi

2 April 2018   03:55 Diperbarui: 2 April 2018   04:30 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini gue naik bis menuju Malang dari Banyuwangi, kotaku.  10 jam gue duduk dalam bis kelas ekonomi itu,  melelahkan memang,  tapi menurutku naik kelas ekonomi itu lebih seru,  lebih banyak karakter manusia yang unik yang bisa kita lihat dan pelajari, apalagi buat gue yang suka mempelajari karakter orang,  it such an interesting thing,  gue nggak tau apa yang harus gue lakukan jika manusia sudah tidak exis lagi di dunia ini dan gue nggak bisa mengobservasi mereka,  mungkin dunia ini akan menjadi hal yang ter krik,  hahah. 

Hari ini gara gara pedagang asongan gue berpikir,  ternyata manusia itu terlalu banyak membuat alibi untuk sekedar membantu orang lain,  termasuk gue,  yup!! Gue.  Why?  Kalau gue mau ngitung ada lebih dari 10 pedagang asongan yang menawarkan barang dagangannya ke gue,  tahu misalnya,  dengan harga tahu yang mungkin hanya dua ribu rupiah yang sudah dikemas rapi lengkap dengan cabai didalamnya ketika pedagang asongan itu menawarkan ke gue.

Walaupun selalu terjadi perdebatan singkat di otak gue,  gue selalu mengakhirinya dengan melambaikan tangan tanda menolak kepadanya, belum lagi para pengamen yang silih berganti keluar masuk bus menyanyikan lagunya,  perdebatan itu terjadi lagi di otak gue dan itu lebih panjang,  gue berpikir, walaupun gue cuma memberi uang receh,  rasanya gue tidak rela kalau uang gue dipakai untuk kesenangan mereka yang mungkin digunakan untuk membeli hal hal yang tidak bermanfaat.

Tapi disaat yang bersamaan bagian otak gue yang lain menolak alibi tersebut dengan berbagai pertanyaan,  seperti apa lo yakin sof,  dia bakal gunain uangnya dengan tidak baik?  Gimana kalau ternyata ada orang orang yang sedang menunggunya dan mengharap hasil darinya mengamen hanya untuk makan misalnya,  apa lo yakin?  Dan hati gue selalu menjawab,  "enggak", bukankah disebagian hartamu ada hak milik mereka juga?,  begitulah otak gue selalu berdebat,  dan selalu berakhir dengan tangan gue melambai pada mereka tanda menolak memberi,  karna gue nggak mau membuat mereka menunggu lama. 

Ya,  begitulah manusia hanya untuk sekedar membantu saja selalu ada perdebatan di otak mereka,  selalu ada alibi alibi yang mereka buat,  padahal mereka bisa membantu tanpa satu alasanpun terlepas dari untuk apa pemberian mereka akan digunakan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun