Mohon tunggu...
Pendidikan

Esensi Manusia Produktif

2 Mei 2015   03:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Esensi Manusia Produktif
Oleh
M. Ainul Yaqin

Manusia merupakan makhluk hidup yang tinggal di Bumi, mereka hidup saling melengkapi antara manusia yang satu dan manusia yang lain. Itulah yang disebut manusia makhluk sosial. Manusia membutuhkan sandang pangan yang dibutuhkan pada setiap harinnya, selain hal tersebut manusia juga membutuhkan keturunan-keturunan baik itu yang nominal banyak atau sedikit. Hal itu, bertujuan untuk melanjutkan generasi-generasi manusia yang unggul dan bermutu. Untuk menjadi generasi yang unggul dan bermutu, manusia harus memiliki proses yang baik selama proses hidupnya. Unggul dan bermutu adalah manusia yang produktif, dalam hal ini saya tidak memandang dari perspektif proses pendidikan yang formal, namun hemat saya pandangan yang lebih menonjol 70% adalah pendidikan Non Formal, dimana pendidikan tersebut adalah pendidikan alamiah atau natural.
Proses pendidikan yang formal, merupakan pendidikan yang harus dilalui dengan majemen-manajemen yang diolah oleh lembaga yang berwenang. Jika manajemen diolah dengan baik, maka hasilnya akan baik dan bahkan produk-produk yang produktif. Namun ada juga manajemen yang sudah normal dan baik, pengelolanya yang tidak produktif ini akan berdampak dengan pelaksanaan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pendidikan formal hanya mendukung 30% dari proses pendidikan, hal itu yang menjadikan bahwa pendidikan formal tidak sepernuhnya menjamin menciptakan manusia yang unggul dan produktif.
Pendidikan Non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan dari lingkungan masyarakat, keluarga dan lingkungan yang mendukung. Pada dasarnya pendidikan ini tidak terasa oleh sebagian masyarakat, bahwa pendidikan ini sangat penting kerena pendidikan ini merupakan pendidikan yang natural dan ilmiah. Dalam transfer knowledge mereka menggunakan metode pengalaman dan tidak banyak teori atau konsep, akan tetapi mereka (Guru tanpa Gelar) langsung memberikan contoh yang sesuai di lapangan, meskipun hal ini tidak didasari oleh sebagian teori-teori yang sesuai.
Contoh diatas, bukti bahwa antara teori dan empiris atau lapangan harus saling melengkapi. Ada teori harus ada bukti atau manfaatnya. Jika teori-teori tersebut di manfaatkan dengan baik, maka generasi-generasi manusia kedepan akan menjadi manusia yang unggul dan produktif dengan catatan harus dihubungkan dengan manajemen yang baik dan berkembang. Wallahu `alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun