Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berikan Hak Anak untuk Memilih dan Belajar (Hilangkan Sifat Egois dalam Diri Orangtua)

12 Juni 2021   13:17 Diperbarui: 12 Juni 2021   13:23 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fase yang berharga dimulai dari fase masa kecil. Dimana fase ini adalah pembentukan diri untuk memulai segalanya, mengisi yang kosong dalam diri seperti memory otak dengan hal-hal dan pembelajaran yang bernilai baik dan membangun. Mari kita membaca apa yang kita rasa memiliki nilai guna.

Yang perlu kita ketahui pertama kali adalah Tingkat pernikahan dini dan jumlah kelahiran di Indonesia saat ini tahun 2021 mengalami peningkatan sehingga membuat Negara Indonesia menduduki peringkat ke-2 se-ASEAN dengan jumlah pernikahan dini yang cukup tinggi (tribunnews.2021). Banyak faktor yang menjadi sebab itu terjadi diantaranya (rendahnya tingkat pendidikan, takut berbuat zina, pergaulan bebas, hamil diluar nikah,dan faktor orang tua). Kenapa hal itu terjadi? Karena masyarakat kita yang pola pikirnya masih terlalu sederhana. Mereka beranggapan bahwa menikah adalah jalan terbaik untuk mengatasi segala permasalahan ekonomi atau permasalahan-permasalahan lain yang sedang dihadapi.

Bagaimana akibat yang akan diberikan oleh mereka para calon orang tua yang masih terlalu muda yang pengetahuan dan pengalamannya dalam segala hal masih minim kepada anak mereka kelak yang akan mereka lahirkan? Pastilah kebanyakan dari mereka akan mendidik anak mereka tidak jauh dari seperti pendidikan yang mereka terima ketika sebelum menikah.hal ini bagaikan rantai yang tiada putus, bagaikan tongkat estafet yang sama akan berulang-ulang memutar tanpa mencapai finish kemenangan.

Masa kecil haruslah ditanamkan (diajarkan) bagaimana menjadi orang yang baik dan sukses. Diberi pengarahan bahwa belajar itu menyenangkan. Bahwa mereka akan memilki masa depan dengan belajar dan berepengalaman. Siapa yang akan disalahkan ketika seorang anak gagal?, siapa yang akan disalahkan jika seorang anak berperilaku berantakan (terjerumus sex bebas, narkoba dan banyak lagi lainnya)?. Semua orang tau jawabannya pasti orang tua yang disalahkan. Pernah saya berfikir jika semua orang menyalahkan orang tua anak lalu orang tua si anak akan menyalahkan siapa? "mereka akan menyalahkan anaknya."

Pola pikir haruslah ditanamkan dari fase masa kecil. Yang membaca artikel ini tolonglah diingatkan, tolonglah diberi pengertian. Betapa pentingnya belajar (berpengetahuan), dan betapa pentingnya pengalaman untuk menata masa depan yang sukses. Untuk orang disekitar anda paling tidak untuk kerabat anda yang sampai hari ini masih memiliki pola pikir yang seperti itu. Pola pikir yang pendek.

Tidak akan putus rantai ini dan tidak akan bisa maju negara ini jika di masa kecil pola pikir yang ditanamkan orang tua terhadap anak tidak berubah. Cukup kalian para orang tua yang mengalami fase nikah dini, yang mengalami kegagalan, yang mengalami keterpurukan ekonomi keluarga karena suami yang tidak bekerja atau hanya bekerja serabutan dan sang istri hanya menjadi ibu rumah tangga.

Cukup ditangan kalian. Semua itu tidak untuk anak-anak kalian. Rubah pola pikir dari hari ini. Bahwa masa depan sangat menyenangkan jika menjadi sukses dimana kita tidak lagi bergantung pada orang tua atau orang lain untuk menyambung hidup. Betapa menyenangkan bisa memiliki pendapan dari kerja keras sendiri, bisa memiliki rumah sendiri. Dan bisa memberangkatkan orang tua ke tanah suci (Mekkah). Hal itu mimpi yang sangat indah bukan. Bagaimana jika kita jadikan itu nyata jawabannya dengan berusaha. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha dan mengambil peluang yang ada dengan sebaik mungkin.

Bagi kalian yang tidak mampu untuk meyekolahkan anak percayalah Allah selalu memberi jalan bagi mereka yang berusaha dan berdoa. Pasti ada aja jalan untuk bisa sampai mensukseskan anak kalian. Intinya "KEGAGALAN itu berasal dari bagaimana kita berpikir".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun