Mohon tunggu...
Sofiatrith
Sofiatrith Mohon Tunggu... Psikolog - -----

-----

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan Sia-sia

24 September 2014   04:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan tidak pernah lelah memberi nikmat

Tapi kenapa manusia lelah bersyukur pada-Nya

Tuhan selalu sabar menghadapi manusia

Tapi kenapa manusia selalu marah pada-Nya

Tuhan selalu memperhatikan

Tapi kenapa manusia mengabaikan

Tuhan selalu mempermudah

Tapi kenapa manusia yang mepersulit

Tuhan selalu memberi petunjuk

Tapi manusia malah tidak menyadarinya

Tuhan selalu mendengarkan setiap keluhan manusia

Tapi manusia tidak mendengar perintah-Nya

Tuhan berada dimana-mana

Tapi manusia tetap saja melupakan-Nya

Tuhan mengutus Nabi Muhammad

Tapi mengapa manusia tidak mencontohnya

Tuhan memikirkan hidup setiap manusia dengan rinci

Tapi manusia menghancurkan hidup mereka

Tuhan memberi akal

Tapi manusia tidak memanfaatkan dengan baik

Tuhan memberi waktu

Tapi manusia menyiakannya

Tuhan memberi emosi

Tapi manusia menggunakan secara berlebihan

Sebenarnya apa yang salah?

Siapa yang menyalahkan?

Mengapa dipersalahkan?

Jawabannya mungkin adalah pikiran

Susah mengaturnya untuk berada pada posisi normal

Aku memikirkan, aku yang sakit

Tuhan..

Kami yakin Engkau tau apa yang kami butuhkan bukan yang kami inginkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun