Di balik kaca-kaca ruang kedap cahaya
seribu manusia dipaksa menjadi pemirsanalar merenta
naluri seketika buta.
Media sampah  menyumbat sumber edukasi
kreativitas sulit dijumpai
inspirasi mati
padahal waktu tak pernah berhenti melintasi arloji
Aku hanya bisa terbaring, meratapi masalalu,
sebab dikala muda acuh pada buku.
kini berselimut kelam
dan gumam.
Sofian Sauri
Magelang, April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!