Contoh-contoh filosofi ini sebagai filosofi yang sering membuat kerangka yang fleksibel dan praktis untuk menavigasi tantangan dan peluang dalam kehidupan.
Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat realitas, keberadaan dan esensi dibalik dunia fisik yang dapat diamati. Kata 'metafisik' berasal dari bahasa Yunani meta (di luar) dan phisika (fisik) yang berarti 'di luar fisik.' Metafisika menjawab pertanyaan mendasar tentang apa yang ada dan bagaimana situasi itu ada.
Metafisika fokus pada ontologi, kosmologi filosofis, teologi filosofis, esensi dan eksistensi. Ontologi, mengkaji secara mendalam tentang keberadaan dan kategori dari segala sesuatu yang ada. Misalnya, apa itu ada? Apakah ada sesuatu yang universal atau hanya individu-individu saja?.Â
Kosmologi, membahas asal usul, struktur, dan sifat alam semesta. Misalnya, apakah alam semesta ini memiliki awal dan akhir, ataukah kekal? Teologi filosofis, membahas tentang keberadaan Tuhan atau entitas Ilahi lainnya, termasuk sifat dan hubunganNya dengan dunia. Esensi dan eksitensi, yakni perbedaan antara apa yang sesuatu itu (esensi) dan fakta bahwa sesuatu itu ada (eksistensi).
Apa yang membedakan kenyataan dan ilusi? Apakah keberadaan itu hanya fisik, ataukah ada dimensi non fisik (seperti jiwa atau roh)? Apakah ruang dan waktu itu nyata atau hanya konsep yang ada dalam pikiran manusia? Apakah manusia memiliki kehendak bebas, ataukah segalanya ditentukan oleh hukum alam? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan lingkup metafisik.
Meskipun dianggap abstrak, metafisik mempengaruhi banyak bidang, seperti: filosofi agama, diskusi tentang Tuhan, jiwa dan keabadian. Ilmu pengetahuan, menjelajahi asumsi dasar tentang ruang, waktu, materi, dan sebab akibat. Psikologi dan kesadaran, memahami hubungan pikiran dan tubuh.
Akal/Rasionalitas
Dalam filsafat dan pemikiran, akal/rasionalitas (reason) mengacu pada kemampuan manusia untuk berpikir secara logis, kritis, dan sistematis. Hal ini merupakan fungsi intelektual yang memungkinkan manusia menganalisis informasi, menarik kesimpulan berdasrkan bukti atau argumen, memecahkan masalah dengan cara logis, menyusun prinsip moral berdasarkan refleksi dan evaluasi.
Rasionalitas adalah cara berfikir berdasarkan akal (reason). Dalam kehidupan kita, akal menjadi alat utama untuk memahami dunia melalui ilmu pengetahuan, filsafat dan logika. Mengambil keputusan dengan mempertimbangkan sebab akibat dan hasil yang diinginkan. Berkomunikasi menggunakan argumen untuk menjelaskan dan membenarkan tindakan.
Akal dianggap sebagai sifat tertinggi manusia yang membedakannya dengan mahluk lain (Plato dan Aristoteles). Rene Descartes menggunakan akal sebagai landasan filsafatnya dengan ungkapan terkenal "Cogito, ergo sum" (aku berpikir, maka aku ada). Akal adalah dasar bagi moralitas dan kebebasan, membedakanya dengan akal murni (pure reason) dan akal praktis (practical reason) (Imanuel Kant).