Lagu ini bukan  sekadar bercerita tentang kegalauan atau  kekecewaan bercinta. Bukan pula hanya sebatas ungkapan perasaan sakit hati karena dihianati oleh yang dicitainya. Apalagi pesan tentang cinta yang bermetafora  menjadi cinta monyet atau bucin alias budak cinta. Ungkapan lirik lagu ini , mengesankan adanya kekhawatiran,  kegundahan dan  kegetiran tentang cinta dalam konteks kehidupan yang lebih luas.Â
Cinta adalah nilai inti, disamping kebenaran, kebebasan, kejujuran, kesetiakawanan, toleransi, tanggungjawab dan hidup, yang hanya sedikit bervariasi dari satu negara ke negara lain atau dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain ( Rushworth Kidder, Shared Values for a troubled World dalam Etika Jurnalisme Debat Global, Edisi Bahasa Indonesia Juni 2006:hal 8 )
Kendati demikian group musik asal Australia Tame Impala  yang beraliran psychedelic rock lewat lagu ini  justru mengungkapkan pikiran 0ut of box kepada penggemarnya: "the less I know the better".
Sesungguhnya judul lagu ini mengandung  makna bersayap yang  lebih dalam dan menyentuh berbagai aspek serta fenomena kehidupan manusia: dari  hal-hal yang remeh temeh personal sampai hal-hal yang rumit dan ruwet, baik di ranah keluarga, hubungan sosial, maupun interaksi antar manusia di era euforia kebebasan berekspresi dan berkomunikasi secara global.Â
Revolusi industri informasi dan komunikasi digital, telah mengubah banyak pikiran, sudut pandang, emosi, tindakan dan perilaku dalam berbagai aktivitas manusia, termasuk ide, nilai , makna dan proses pecapaian  tujuan. Dalam bidang seni musik tarik suara, lirik  sebuah lagu adalah  representasi dorongan jiwa yang  dalam dari penciptanya, yang seringkali tidak banyak dikenal karena berada di balik layar. Sebaliknya pelantun suatu lagu  justru  lebih populer secara luas, karena ide dan nilai serta makna yang terkandung didalam suatu lagu diungkapkan bukan  hanya vocal saja, tapi juga disertai gerak gerik bahasa tubuh yang harus terlihat padu, selaras dan harmonis dengan tema lagu yang dibawakannya.
Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi digital sangat  membantu penyampaian gagasan dan makna suatu lagu kepada target segmen khalayaknya.  Berkat teknologi mutakhir inilah, kedalaman nilai dan makna dan keindahan nada serta suara  akan memengaruhi hati, pikiran, dan emosi bahkan tindakan serta perilaku para penggemarnya. Begitu banyak contoh  perilaku dan gaya hidup lain para penggemar  lagu-lagu dari berbagai gendre dalam setiap zaman yang  ditampilkan tidak hanya diruang-ruang publik terbuka, tapi juga di area tertutup seperti di ballroom-ballroom hotel berbintang dan diskotik, pub-pub atau cafe-cafe berkelas juga di dalam pertemuan-pertemuan lain. Â
Sekedar instrumen
Seni apa pun bukan sekadar seni untuk seni  yang  hanya berorientasi kepada kepuasan  para penciptanya semata-mata. Tapi Seni harus didedikasikan untuk  kemaslahatan, kesejahteraan dan kebahagiaan para penggemarnya.
Seni dan bentuk usaha apapun  tidak boleh terjebak ke dalam pikiran bebas yang lepas dari tanggung jawab moral yang berlaku dan diyakini dalam suatu masyarakat dimana pun. Layaknya seperti karya jurnalistik, seni pun tidak boleh terjebak ke dalam pikiran  bebasnya Arthur Wellesley 1st Duke of Wellington: "Publish and be damned, you can publish if you like, I don't care".Â
 Manusia  sebagai makhluk yang  mampu mengorganisasikan dan mengolah stimuli ( homo sapiens ), dianggap memiliki  kemampuan untuk memilih dan memilah segala pesan yang menerpa demikian pesat, cepat, deras dan dinamis. Namun dengan segala keterbatasnnya manusia juga rentan  mengolah berbagai rangsangan yang bertubi-tubi menerpa hampir tanpa jeda. Memungkinkan otak manusia akan mengalami hang layaknya komputer.
Pesan The less I know the better tentu bukanlah pikiran dan sikap  menghindar dari hal-hal yang perlu didengar atau dilihat, dipikirkan, diucapkan dan dilakukan untuk kesehatan  dirinya dan sesama ummat manusia. Bukan pula semboyan tersebut bermakna sebagai sikap cuek bebek dan acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang  membutuhkan atensi, simpati dan empati dalam lingkungan di sekitarnya. Bukan pula menganjurkan untuk menghindar. Apalagi  lari dari kenyataan hidup bersama dengan sesama ummat manusia.