Eiiits, jangan berburuk sangka alias suudzon dulu. Tidak ada mertua, anak atau menatu yang berlidah tajam persis seperti tanaman tersebut.
Tanaman hias yang disebut juga sanseviera atau sansievieria ini, kebetulan atau dianggap bentuknya saja seperti lidah tapi lancip dan tajam di bagian atasnya.
 Di kalangan pedagang tanaman hias internasional itu dikenal pula dengan nama snake plant atau mother in law tongue.
Dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Setiawan Dalimartha menyebutnya: daun tanaman ini bermanfaat untuk pengobatan flu, batuk, radang saluran napas (bronkitis), memar, keseleo, borok, bisul, bahkan bisa sebagai obat untuk tubuh yang digigit ular berbisa. (Tribun Timur.com, Rabu, 22 Juli 2020 21.01)
Lalu hubungannya apa tanaman hias yang digadang-gadang banyak manfaat itu dengan sebutan yang lebih populer sebagai lidah mertua?
Tidak adil banget judgement sosial ini. Koq tidak ada nama tanaman lidah anak atau lidah menantu. Jangan-jangan dulunya hanya berawal dari seseorang menantu yang sangat sakit hati atau baperan saja oleh perlakuan mertuanya yang diungkapkan dari mulut ke mulut (words of mouth) lewat gunjingan tatap muka sehari-hari.
Kalau betul ungkapan kebencian personal itu terjadinya sekarang bisa-bisa lebih viral lagi. Wallohu a'lam.
Amancu selalu berkunjung ke rumah ortu setiap Sabtu
Padahal kenyataan menunjukkan banyak hubungan mertua dengan menantunya yang sangat baik dan harmonis. Perbedaan latar pendidikan, tradisi, budaya, umur, persepsi dan sudut pandang serta lain-lainnya tidak menghalangi mereka berupaya membangun hubungan ikhlas yang dekat dan mesra.Â
Perilaku hubungan antarpersonal yang baik agaknya sejalan dengan keyakinan umum para akhli psikologi sosial: dapat membantu perkembangan intelektual dan sosial, membentuk jati diri, memahami realitas di sekeliling kita dan memelihara kesehatan mental.