Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Olah raga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serba serbi pagar

30 Januari 2025   16:00 Diperbarui: 30 Januari 2025   17:28 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar rumah panggung diatas laut pantai:IStock

Pagar yang terbuat dari bahan apa pun, dari bahan bambu sekalipun menandakan batas kepemilikan: wilayah kekuasan seseorang, kelompok orang dan atau lembaga pemiliknya. Pagar juga merepresentasikan tradisi, adat, budaya masyarakat tertentu. Memiliki konteks beragam: bukan hanya sekadar wujud fisik tapi juga makna privasi. martabat dan harga diri. Di perumahan  berkelas atas dan mewah tidak terlihat ada wujud  pagar rumah-rumahnya. tidak seperti layaknya  rumah-rumah konvensional dan tradisional  kelas menengah  kebawah. Wujud pagar pun berubah sejalan dengan tuntutan keinginan dan kebutuhan pemilik atau pengembangnya.

Bagi keluarga: pagar bukan hanya sekadar melindungi penghuni , rumah, tempat tinggal, wilayah kekuasaan dan kedaulatan, tapi juga hak-hak pribadi (privacy) dan harga diri penghuninya. Pagar juga adalah  menjadi  pelindung dari gangguan orang lain dan semua jenis hewan pemakan tanaman milik sendiri dan tetangga: anda jangan coba-coba loncat pagar. Bisa diteriakin maliiing.

 Politik, sosial dan ekonomi Pagar 

Jenis, bentuk dan ukuran pagar pun berkembang sejalan dengan tuntutan tempat, situasi dan kondisi dimana pagar dimaksud akan dipasang. Kecerdasan manusia dan teknologi pemasangan pagar memainkan peran penting dalam upaya menyembunyikan kesan individualistis dan motif kapitalis: seolah-olah  mengedepankan citra keterbukaan, keindahan, keserasian hubungan dan keeratan emosional dalam lingkungan antar tetangga masyarakat di zaman modern. Tanpa mengurangi fungsi keamanan dan ketertiban lingkungannya.

Pagar sebagai batas kedaulatan, kekuasaan  wilayah pemerintahan suatu negara bukan hanya sekadar wujud perangkat keras, tapi juga perangkat lunak aturan dan ketentuan hukum yang mengikat untuk melindungi warga negara dan segala isi kekayaan yang terkandung  di dalamnya agar terhindar dari gangguan -gangguan internal dan eksternal.

Pemerintah yang memiliki kemampuan canggih dan memadai dalam mengelola dan mengontrol pagar batas negaranya dan segala isinya adalah jaminan pemerintah akan ketertiban, keamanan, kenyamanan, keselamatan  dan kesejahteraan warga negaranya.

Pagar juga  merupakan wujud aturan dan tatakrama dalam bertetangga, relasi sosial antar orang, keluarga, suku, bangsa dan negara. Saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing.

Siapa pun yang membangun atau memasang  pagar di dalam wilayah pagar batas suatu negara, tanpa ijin pasti akan berurusan dengan yang berwajib. Walau hanya sekedar pagar bambu.

Pagar betis.

Metafora pagar bambu menjadi pagar betis  adalah  bukti kemampuan negara dan pemerintahan dalam melumpuhkan gangguan internal bahkan eksternal  yang ingin membangun pagar didalam wilayah kekuasaan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun