Mohon tunggu...
S.Hanna.
S.Hanna. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu..

Wiraswasta, ibu rumah tangga, senang membaca tentang politik dan dunia usaha serta berita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Kutukan" Nanking Kota Kuno yang Berdarah

2 April 2022   09:48 Diperbarui: 2 April 2022   09:57 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama invasi hingga Januari 1938, tentara Jepang membunuh sebagian besar warga di provinsi bagian timur China itu menewaskan ratusa ribu jiwa.

Saat Nanking jatuh ke tangan pasukan Jepang, pemerintah China melarikan diri ke Hankow, pedalaman di sepanjang Sungai Yangtze.

Untuk mematahkan semangat perlawanan Tiongkok, Jenderal Jepang Matsui Iwane memerintahkan agar Kota Nanking dihancurkan.

Sebagian besar kota dibakar, dan pasukan Jepang melancarkan kampanye kekejaman terhadap warga sipil.

Dalam tragedi yang juga dikenal sebagai "Perkosaan Nanking", tentara Jepang membunuh sekitar 150.000 tahanan perang pria, membantai 50.000 warga sipil pria, dan memperkosa 20.000 wanita dan gadis dari segala usia. Banyak dari mereka dimutilasi.

Tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II, Matsui Iwane dinyatakan bersalah atas kejahatan perang oleh International Military Tribunal for the Far East dan dieksekusi.

Sebelumnya pada bulan Maret 1927, ketika Ekspedisi Utara yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek tiba di Nanjing, pasukan Akademi Militer Whampoa berusaha menjaga ketertiban.

Tetapi armada Inggris yang ditempatkan di dekat Sungai Yangtze ingin menguasai Cina membombardir kapal dengan meriam. Menewaskan ratusan orang.

Kota Nanking, dari perselisihan dan agresi asing, perubahan dinasti, atau pemberontakan separatis,  telah membayar harga yang menyakitkan.

Nanjing adalah kota batu yang terbuat dari darah dan air mata. Tapi sebenarnya juga kota yang indah dan penuh wanita wanita cantik. Ada banyak situs bersejarah di Nanjing, baik itu taman atau paviliun tepi sungai,  jembatan melengkung dan sebagainya.

Tapi kenangan dari kota itu tetap menyakitkan bagi Cina yang tidak pernah memaafkan Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun