Mohon tunggu...
Sofi Alfiani
Sofi Alfiani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Penulis Pemula | Pecinta Musik | Pengagum Puisi | Teacher wanna be

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Tematik Aysik" Teman Belajar Daring di Masa Pandemi

23 Desember 2020   09:14 Diperbarui: 23 Desember 2020   09:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Figure 3. Tanpilan Menu Materi pada Aplikasi 'Tematik Asik'/dokpri

Pandemi yang menimpa Indonesia sejak awal tahun, sudah banyak memberikan dampak tak terkecuali pendidikan. Dengan diterbitkannya Surat Edaran Kemendikbud No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) maka ujian nasional (UN) resmi dihapuskan di tahun 2020, selain itu pembelajaran tatap muka juga resmi dialihkan menjadi pembelajaran daring.

Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyampaikan bahwa adanya kurikulum darurat yang akan membantu pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi. Kurikulum darurat ini hanya berlaku selama tahun ajaran 2020-2021.

"Kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa," ujar Nadiem Makarim di Jakarta. Jumat (7/8)

Pengalihan pembelajaran daring yang berbeda hampir 180 derajat dengan pembelajaran tatap muka di kelas membuat siswa merasa kurang nyaman, bahkan tidak jarang guru mengalami kesulitan dalam memanfaatkan teknologi digital yang ada.

Beberapa permasalahan ini menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Terlebih lagi, minat siswa menjelang PAS (Penilaian Akhir Semester) nyaris hilang. Mereka lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermain game ketimbang belajar. Situasi yang dihadapi saat ini merupakan sebuah dampak nyata dari pandemi covid-19. Mengapa tidak? Jika situasi tidak baik ini dibiarkan terlalu lama, rasa malas siswa akan lebih menjadi-jadi dan pada akhirnya siswa akan sulit mengerjakan ujian di penghujung semester akhir dan berdampak pada kualitas pendidikan yang semakin menurun.

Siap tidak siap guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan harus dapat mencari sebuah solusi inovatif dalam menyelesaikannya. Maraknya teknologi saat ini, akan mempermudah pembelajaran. Peran teknologi sebagai media pembelajaran akan cukup membantu mengefektifkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Hal ini dikarenakan, banyak segelintir orang menjadikan gawai menjadi 'teman' pertamanya. Sudah kita ketahui bahwa pembelajaran akan berlangsung efektif jika media yang digunakan dekat dengan siswa. Dalam artian, mudah digunakan siswa, mudah dipahami oleh siswa, dan memiliki daya tarik tinggi terhadap siswa.

Dewasa ini istilah 'gadget' atau gawai sangat identik dengan generasi millenial yang setiap kegiatannya selalu menggunakan 'gadget' terlebih dimasa pandemi yang serba online mengharuskan siswa memiliki 'gadget' yang mumpuni untuk menunjang pembelajaran. Anak-anak tidak asing lagi dengan yang namanya teknologi, bahkan menurut Marc Prensky, pakar pendidikan lulusan Universitas Harvard dan Yale dari Amerika, anak-anak yang berusia 14 tahun ke bawah merupakan "digital natives" alias penduduk asli yang menghuni dunia digital ini. 

Namun banyak siswa atau remaja dan anak-anak yang lebih senang menggunakan 'gadget' untuk bermain game daripada belajar. Menurut data hasil survei yang dilakukan oleh Cigna dalam artikel halodoc menyebutkan bahwa 42% orang Indonesia menghabiskan waktu lebih lama untuk bermain game daripada melakukan hobi dan bersosialisasi dengan teman-teman tidak terkecuali pada anak-anak. 

Hal ini mendorong Mahasiswa KKN Tematik PPD Covid-19 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk membuat aplikasi edukasi berbasis android yang bisa diakses anak-anak untuk menunjang pembelajaran. Jadi siswa atau anak-anak tidak lagi menggunakan gadget untuk bermain game dikarenakan metode pembelajaran yang membosankan namun gadget juga digunakan untuk belajar dengan membuat aplikasi pembelajaran 'Tematik Asik' ini.

Figure 2. Tampilan Menu Latihan Aplikasi 'Tematik Asik'/dokpri
Figure 2. Tampilan Menu Latihan Aplikasi 'Tematik Asik'/dokpri
Figure 3. Tanpilan Menu Materi pada Aplikasi 'Tematik Asik'/dokpri
Figure 3. Tanpilan Menu Materi pada Aplikasi 'Tematik Asik'/dokpri
'Tematik Asik' merupakan aplikasi digital edukasi yang dibuat untuk menunjang pembelajaran pada siswa Sekolah Dasar kelas 5 yang dibuat untuk membantu siswa dalam mempersiapkan Penilaian Akhir Semester (PAS) ganjil yang akan dilaksanakan pada awal bulan Desember. Aplikasi ini dibuat semenarik mungkin agar dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar untuk mempersiapkan Penilaian Akhir Semester(PAS). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun