Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Lebih Dekat dengan Suku Pedalaman Talang Mamak di Riau

2 Agustus 2023   22:50 Diperbarui: 3 Agustus 2023   00:00 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penari di bagian kanan memegang tempat minum yang terbuat dari buah labu. Foto: Sofiah.

Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah tradisional yang kerap disebut rumah adat. Hal itu untuk menunjukan betapa beragamnya suku, adat, dan budaya yang ada di tanah air. Tak terkecuali Riau.

Jika di Banten ada Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar, maka di Riau juga terdapat suku pedalaman yang masih menyatu dengan alam yakni Suku Talang Mamak. Suku Talang Mamak ini bermukim di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

Melalui Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBI BBWI) yang diselenggarakan di ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru, pada Jumat sampai Minggu (28-30 Juli 2023), saya berkesempatan berbincang dengan tokoh desa dan masyarakat asli Talang Mamak. Gernas BBI BBWI ini menjadi ajang bagi Pemerintah Kabupaten Kota (Pemkab/Kot) dan pegiat UMKM untuk nampil dan dikenal masyarakat luas.

Masyarakat sudah berbondong-bondong memasuki kawasan gubernuran yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman sejak acara diadakan Jumat, 28 Juli 2023. Setiap booth pun didatangi apalagi yang memiliki ciri khas dan estetik seperti booth Pemkab Indragiri Hulu (Inhu).

Bagaimana tidak, sepanjang mata memandang booth Pemkab Inhu tampil paling beda dan bernuansa etnik. Tak tanggung-tanggung, ada rumah adat Suku Talang Mamak dan menampilkan tarian di depan booth pada hari pertama dan kedua. Hal tersebut semakin menarik perhatian pengunjung. Kemudian membeli hasil UMKM.

Dikisahkan Kepala Desa Talang Gedabu, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Kadisan, pihaknya ingin menampilkan karya Talang Mamak.

"Disitulah kami mengingat rumah nenek moyang Talang Mamak seperti ini. Bahan-bahan alami dari hutan belantara yang bisa dijadikan tempat tinggal dan lainnya," jelasnya.

Bahan baku bangunan rotan, kulit kayu, bambu, rumbia, dan lainnya itu dibawa dengan truk. Pasca melewati proses pembuatan yang cukup memakan waktu dan keuletan itu, rumah Talang Mamak pun berdiri kokoh di nomor wahid pada deretan both.

Tak ditampiknya proses pembuatan menurutnya cukup sulit dikarenakan sulitnya mencari bahan material. Sehingga, perancangan sangat diutamakan. Hal yang membedakan pembuatan di kampung dan Gernas ini yakni tentang solidaritas.

"Memang waktunya sama-sama tiga hari pengerjaan. Namun, jika di kampung pembuatan melalui gotong royong sedangkan di sini jika bahan baku habis tidak bisa mencarinya. Jadi, memang harus diperhitungkan," urainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun