Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tumis Jantung dan Ati Ampela, Bukber Murah dan Nikmat

20 April 2023   21:27 Diperbarui: 20 April 2023   21:31 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Buka bersama (bukber) menjadi agenda yang sudah mendarah daging dan sukar dihilangkan. Jika dulu terkenal dengan bersama keluarga besar, kini bukber pun telah merambah ke dunia rekan kerja, angkatan sekolah dan kuliah, serta lainnya. Seolah bukber menjadi hal yang harus dilakukan saat bulan puasa.

Tempat dilaksanakan bukber pun bagaikan kasta kehidupan. Tak tanggung-tanggung ada yang melangsungkan di hotel (wow) entah itu borongan dengan rekan sekantor atau dengan bestie di berbagai lingkup kehidupan.

Ada pula yang sengaja reservasi di rumah makan mewah, kafe, dan lainnya. Pertanyaannya masihkah ada yang bukber di saung, pondok, ampera, warung nasi uduk dan pecel lele?

Sekarang kita kulik satu persatu. Memang harga membawa rupa serta kualitas. Pajak yang ditanggung usaha kuliner serta fasilitas yang disediakan menjadikan harga yang ditawarkan relatif tinggi untuk menutupi cost, sewa, dan bulanan karyawan.

Belum lagi habit anak muda jaman sekarang beralih ke tempat yang dapat mengangkat derajatnya agar terlihat keren. Tidak salah, hanya saja apakah terlihat keren harus makan ditempat keren? Makan ditempat yang menyajikan makanan dan minuman tradisional juga keren. Dengan begitu, roda perputaran ekonomi masyarakat tetap berjalan dan tidak gulung tikar.

Teman-teman yang tinggal di kota mungkin sudah tidak asing lagi dengan membludaknya kafe. Setiap sudut dan pojok pasti ada kafe. Diantara mereka ada yang bersaing harga, fasilitas, jam buka, serta lainnya.

Tak sedikitnya pula, warung dipinggir kalah dengan trend kafe. Mereka harus menyesuaian jaman. Rata-rata yang masih bertahan lantaran kualitas, serta cita rasa dari warung makan tenda biru ataupun yang memiliki ruko sendiri.

Tak perlu berharap lebih pada pemerintah untuk menyelesaikan dunia usaha, jika ini dibiarkan dan tidak ada support dari diri kita siapa yang akan melestarikan makanan tradisional Indonesia?

Pandangan pribadi, aku cukup salut buat pedagang yang masih menjajakan makanan traditional seperti warung nasi uduk dan pecel lele, ampera, serta nasi goreng. Dengan harga yang cukup standar dan masuk di kantong, cita rasa masakannya tetap terasa nikmat.

Menyikapi ini, salah satu warung makan yang diberi nama Gopek, di Jalan Kinibalu, Pekanbaru, menjadi tempat makan tradisional favoritku. Lantaran menyediakan beragam khas tradisional. Bisa pesan dengan nasi uduk atau biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun