Mie sagu menjadi salah satu mie instan yang kaya manfaat dan lebih aman untuk pencernaan. Khususnya bagi kamu yang memiliki sakit magh atau lambung.
Sengaja menu sahur kali ini aku pilih mie sagu. Karena selain tinggal di daerah penghasil sagu juga untuk memajukan UMKM di Riau.
Kali ini aku akan masak mie sagu yang dibeli langsung dari produksi sagu di Riau yakni yang berasal dari Kabupaten Selat Panjang Kepulauan Meranti. Meranti ini singkatan dari Pulau Merbau, Rangsang, dan Tebing Tinggi.
Untuk menuju ke Selat Panjang harus ditempuh dengan jalur air. Perjalanan ke Selat Panjang ini bisa dari Pelabuhan Sungai Duku yang ada di Pekanbaru. Selain itu bisa juga dari Pelabuhan Buton di Siak.
Menariknya di Selat Panjang juga ada sagu Jokowi loh guys. Sagu itu ditanam oleh Presiden Jokowi langsung, saat Riau terdampak bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Mie sagu dijual eceran harga pasaran di sana Rp3 ribu sampai Rp4 ribu, dengan berat satu plastik bening empat ons.
Satu plastik itu bisa diolah menjadi tiga kali, baik basah maupun kering. Biasanya pengelola usaha akan menjual per porsi mencapai Rp 10 ribu ada beraneka sayuran, sosis, bakso dan telur. Lomak (enak).
Nah, aku sendiri membuat bahannya sesuai dengan seleraku dan yang pastinya pedas hehe mungkin karena anak sumatera ya jadi terkenal dengan masakan yang pedas-pedas.
Tentunya bahan utama yang perlu disiapkan adalah mie sagu. Kemudian, cabai, bawang merah dan putih, serta garam dan penyedap rasa. Untuk tambahan supaya mendapat protein bisa ditambah telur, sawi hijau, dan juga ikan asin. Bagus, juga ditambah tomat untuk vitamin.
Pastikan, merebus air sampai mendidih. Kemudian, cemplungkan mie sagu sampai terlihat kenyal lalu tiriskan. Jika sudah, teman-teman bisa menggoreng ikan asin sebagai taburan.