Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampung Inggris Jadi Titik Temu Para Pemimpi

10 November 2022   07:25 Diperbarui: 10 November 2022   07:40 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: Tulisan Kampung Inggris di Pare, Kediri, yang kerap diabadikan oleh para member saat kursus di sana. Foto: Sofiah.

Mengingat saat ini belajar tidak hanya di ruang segi empat, ruang terbuka sekalipun tidak masalah. Meski ini masih menuai pro dan kontra.

Jam belajar disetiap kursusan di Pare, beragam. Umumnya sehari belajar tiga sampai lima kali pertemuan, dimulai setelah salat Subuh bagi yang di asrama. Setelah itu, kelas dimulai pukul 07.00 WIB. Penutupan kelas terakhir bisa saja siang, sore, maupun malam. Tergantung kebijakan lembaga.

Jika member kursusan selesai kelas siang, maka mereka akan memanfaatkan waktu sore ataupun malam untuk ambil kelas tambahan atau private. Sehingga tidak take time di sana. Ada juga yang belajar bersama dengan teman-temannya. Berbeda dengan mereka yang kelas selesai di malam hari. Biasanya mereka belajar dengan kamar sekamarnya yang satu asrama atau kos nya saja menimbang jadwal yang padat.

Semua anak di Pare belajar dengan keras. Setiap hari akan ada tugas yang tentunya harus dikumpul di hari berikutnya. Berbeda dengan saat sekolah yang dalam satu pekan hanya dua kali pertemuan.

Bagi yang pernah ke sana, pasti awal-awal merasa rajin, lalu jenuh, akhirny menjadi kebiasaan dan terbiasa dengan rutinitas itu. Saat jenuh menyerang, makanan dan minuman hanya lewat dari mulut, tak terasa sama sekali. Covid? Bukan dong. Efek lainnya tidur pun tak teratur.

"Jika kalian tidur terus ngigau dengan bahasa Inggris, artinya kalian mendekati berhasil dalam proses ini," begitulah sebut salah satu guru di Pare dan tak sedikitnya yang mengiyakannya.

Lebih jauh, masalah umur bukanlah halangan untuk belajar di Pare yan setiap periode belajar dibuka pada tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Tidak perlu minder. Bahkan, saat aku ke Pare pada Februari 2021 lalu, usiaku baru saja menginjak seperempat abad. Teman sekelasku sendiri ada yang seumuran, diatasku, dominan lulus kuliah dan SMA/sederajat.

Dengan mengharap perubahan, anak negeri dari Sabang sampai Merauke datang ke Pare yang dijuluki Kampung Inggris. Akan banyak cerita berbeda dari tiap member namun tujuan tetap sama yakni improvisasi bahasa Inggris dari segi grammar, speaking, pronounciation, serta toefl.

Bukan singkat, itulah belajar. Kapasitas pemahaman setiap orang pun berbeda. Ada yang datang tinggal poles dikit langsung paham, ada yang masih butuh perhatian khusus dari doi eh dari tutor atau teman untuk tetap semangat mencapai tujuan itu.

"I'm not instan product," sebut salah satu teacher TC BEC, Mr. Fu yang kerap mengucap, "Welcome to Kampung Inggris is the small city in Indonesia," saat grand opening TC di Garden Hall. Lalu dibalas meriah dengan tepuk tangan dan teriakan "woaaaaaaa" dari para member.

Berambisi boleh dan sah-sah saja, namun menyemangati satu sama lain jauh lebih penting agar sama-sama mencapai tujuan itu. Bak seleksi alam, tak sedikitnya, banyak member yang resign dan ganti kursusan karena goyah ditengah jalan. Parahnya, lupa tujuan awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun