Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Literasi Media Kekinian

26 Oktober 2022   08:53 Diperbarui: 26 Oktober 2022   09:17 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: Ilustrasi ragam media yang dapat digunakan dalam kehidpan sehari-hari. (Foto: Sofiah)

Setiap orang dituntut untuk memiliki keterampilan dan kemampuan yang relevan. Cara-cara itu bisa ditempuh melalui kemampuan berkomunikasi, menganalisis, dan mengevaluasi permasalahan dari setiap hal yang diterima di media baik cetak, online, maupun elektronik (tv dan radio). Inilah hal yang harus dikuasai dalam berliterasi media. Tanpa sadar, media telah melekat di tubuh kita sebagai bahan mekanan sehari-hari.

Dewasa ini, suka tidak suka, mau tidak mau, manusia harus mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Sehingga tidak menutup kemungkinan manusia masuk ke arus terpaan media dan tidaklah mungkin hal tersebut dihindari. Mengapa? Karena ketika kita atau saya atau anda atau mereka (Masyarakat) tidak mengikuti, maka di jaman ini manusia dianggap tidak maju dan ketinggalan serta menjadi manusia terbelakang. Bukti nyatanya tidak mengetahui informasi terkini, karena tidak update.

Teknologi informasi dan teknologi komunikasi harus berimbang. Dengan demikian, teknologi komunikasipun semakin canggih dan mengalami perkembangan. Itu ditandai telepon rumah yang sudah semakin ditinggalkan dan beralih ke handphone (HP) atau smartphone. Didalamnya terdapat fitur-fitur aplikasi canggih. Begitu juga surat menyurat dan pos, yang beralih ke e-mail.

Dari HP tersebut yang telah di upgrade dengan aplikasi-aplikasi canggih memungkinkan penggunanya untuk mengirim informasi dan berkomunikasi lebih cepat. Contohnya saja, ketika sebuah perusahaan atau di departemen pendidikan akan adakan agenda rapat besar, dengan mudahnya sebuah perusahaan melayangkan surat kepada anggota atau karyawan / rekan sejawat melalui e-mail. Disini kita telah memasuki dunia baru.

Adanya teknologi komunikasi, memudahkan manusia belajar dari mana saja, kapan saja dan dimana saja. Tidak harus di sekolah maupun kampus. Hal itu bisa terjadi saat sedang duduk dan istirahat santai bahkan tidak menutup kemungkinan di kamar mandi pun bisa dilakukan. Selain si pengguna mendengar lewat radio, pada HP juga terjadi. Manusia sekarang sulit untuuk melepaskan HP dari genggamannya. Ibaratnya hal pertama dan terakhir di pegang atau digunakan adalah HP.

Terlepas dari itu, saat ini jarak dan waktu bukanlah penghalang dari semuanya. Seperti dibahas sebelumnya, dengan fitur aplikasi canggih manusia bisa berinteraksi dengan mudah. 

Mudahnya, ketika individu sekolah jauh dan terpaksa harus pisah dengan orangtua. Kemudian ia ataupaun orangtuanya kangen atau rindu, maka satu sama lain akan menghubungi. Agar rasa rindu terlepas, dan tidak hanya mendengarkan suara saja. Saat ini sudah ada aplikasi yang bisa melihat keadaan dari jarak jauh. Bisa memanfaatkan aplikasi Skype ataupun Line serta WhatsApp.

Bahkan yang terbaru sudah ada zoom dan google meet. Kedua aplikasi itu memudahkan komunikasi jarak jauh. Tidak hanya untuk rapat perusahaan namun juga untuk rapat keluarga.

Begitu juga ketika ingin mengetahui perkembangan dunia luar. Baik dari segi ekonomi, politik, budaya maupun sosialnya. Untuk sekarang ini adalah hal yang mudah, bisa melalui aplikasi Google, Youtube dan aplikasi lainnya.

Semua itu bergantung dan tergantung pada masing-masing individu yang memanfaatkannya. Jika dimanfaatkan untuk hal yang positif hasilnya juga akan positif untuk potensi diri. Namun, jika untuk hal yang negativ, tidak menutup kemungkinan individu terjebak dan masuk dalam hal yang nista dan kotor. Teknologi diciptakan untuk hal yang positif. Namun, ada beberapa yang menyalahgunakan atau mengikuti pergaulan kawan-kawannya yang menyalahgunakan.

Budaya saat ini berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari. Kita "orang timur' sudah mulai meninggalkan tradisi budaya, yang dianggap oleh dunia luar adalah orang yang sopan dan santun. Adanya budaya luar (Barat) yang bebas dan ditambah teknologi yang canggih, terkhusus film maupun hal-hal yang berbaur porno bagi "orang timur", yang kemudian di upload di Youtube. Memungkinkan "orang timur" mengikuti arus budaya barat.

Sehingga banyak dari remaja sekarang yang tidak malu bergandengan tangan, berpelukan dan sebagainya layaknya pasangan suami istri, padahal ia belum menikah. Itu adalah merusak moral anak bangsa. Dan itu yang harus diselamatkan. Misalnya dari keluarga menerapkan untuk tidak menggunakan HP dari pukul 22.00 -- 06.00. 

Namun, meski hal itu telah dilaksanakan. Orangtua tidak tau situs apa yang dibuka oleh anaknya ketika HP di genggaman si anak. Semua itu kembali pada diri masing-masing. Dan jika ingin selamat dunia dan akhirat, gunakan teknologi komunikasi untuk dapatkan informasi yang positif.

Lalu, bagaimana mengenai literasi media kekinian saat ini? Untuk menghindari hal-hal menyimpang perlulah para penggiat media, kalangan akademisi, dan masyarakat bekerjasama untuk mewujudkan terciptanya pemanfaatan media yang layak sasaran. Melalui sosialisasi, misalnya.

Dewasa ini, khususnya sejak adanya pandemi covid, kita telah mengalami masa peralihan dari luring ke daring. Bekerja di ruangan atau work from office (WFO) berubah menjadi work from home (WFH) bahkan telah bermunculan work from anywhere (WFA). Begitu juga terjadi pada sistem pendidikan Indonesia. Beruntung saat ini sekolah telah kembali normal dengan melangsungkan tatap muka.

Dengan adanya perub

ahan itu, literasi media kekinian pun diharapkan mampu menjadi acuan masyarakat atau penggunanya untuk memudahkan dan menyederhanakan segala hal. Itu dapat kita rasakan melalui pendaftaran online sebuah acara, membuat survey dan mengisi survey, mendekatakan dan mempertemukan anggota komunitas secara daring, hingga pelatihan yang diusung secara online.

Sesederhana itu. Harus tetap diingat agar tetap berada di koridor penggunaan tidak di luar jalur. Bahwa media sosial, website serta youtube bisa dijadikan referensi dalam proses pembelajaran. Beberapa aplikasi online berbayar pun menyediakan kelas tambahan secara kelompok maupun private untuk menambah wawasan. Aplikasi lain seperti google classroom pun dijadikan untuk mengumpulkan tugas, dan fitur google lainnya. (Sofiah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun