Budaya saat ini berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari. Kita "orang timur' sudah mulai meninggalkan tradisi budaya, yang dianggap oleh dunia luar adalah orang yang sopan dan santun. Adanya budaya luar (Barat) yang bebas dan ditambah teknologi yang canggih, terkhusus film maupun hal-hal yang berbaur porno bagi "orang timur", yang kemudian di upload di Youtube. Memungkinkan "orang timur" mengikuti arus budaya barat.
Sehingga banyak dari remaja sekarang yang tidak malu bergandengan tangan, berpelukan dan sebagainya layaknya pasangan suami istri, padahal ia belum menikah. Itu adalah merusak moral anak bangsa. Dan itu yang harus diselamatkan. Misalnya dari keluarga menerapkan untuk tidak menggunakan HP dari pukul 22.00 -- 06.00.Â
Namun, meski hal itu telah dilaksanakan. Orangtua tidak tau situs apa yang dibuka oleh anaknya ketika HP di genggaman si anak. Semua itu kembali pada diri masing-masing. Dan jika ingin selamat dunia dan akhirat, gunakan teknologi komunikasi untuk dapatkan informasi yang positif.
Lalu, bagaimana mengenai literasi media kekinian saat ini? Untuk menghindari hal-hal menyimpang perlulah para penggiat media, kalangan akademisi, dan masyarakat bekerjasama untuk mewujudkan terciptanya pemanfaatan media yang layak sasaran. Melalui sosialisasi, misalnya.
Dewasa ini, khususnya sejak adanya pandemi covid, kita telah mengalami masa peralihan dari luring ke daring. Bekerja di ruangan atau work from office (WFO) berubah menjadi work from home (WFH) bahkan telah bermunculan work from anywhere (WFA). Begitu juga terjadi pada sistem pendidikan Indonesia. Beruntung saat ini sekolah telah kembali normal dengan melangsungkan tatap muka.
Dengan adanya perub
ahan itu, literasi media kekinian pun diharapkan mampu menjadi acuan masyarakat atau penggunanya untuk memudahkan dan menyederhanakan segala hal. Itu dapat kita rasakan melalui pendaftaran online sebuah acara, membuat survey dan mengisi survey, mendekatakan dan mempertemukan anggota komunitas secara daring, hingga pelatihan yang diusung secara online.
Sesederhana itu. Harus tetap diingat agar tetap berada di koridor penggunaan tidak di luar jalur. Bahwa media sosial, website serta youtube bisa dijadikan referensi dalam proses pembelajaran. Beberapa aplikasi online berbayar pun menyediakan kelas tambahan secara kelompok maupun private untuk menambah wawasan. Aplikasi lain seperti google classroom pun dijadikan untuk mengumpulkan tugas, dan fitur google lainnya. (Sofiah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H