Mohon tunggu...
Sofia Dani Rosdiana
Sofia Dani Rosdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030008 prodi Ilmu Komunikasi Mahasiswa semester 2

Mulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Alun-alun Kidul, Halaman Belakang Kraton Yogyakarta yang Jadi Wadah Bagi Puluhan UMKM di Jogja

16 Juni 2024   15:51 Diperbarui: 16 Juni 2024   15:59 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 dokumen pribadi Sofia Dani Rosdiana

Siti membandrol harga minumannya sama semua, baik minuman botol yang biasa dan dingin maupun minuman shacet. Siti menjualnya dengan harga Rp. 5000 rupiah. "Semua harganya lima ribu, kopi-kopi gitu juga lima ribu. Mineral mau yang dingin atau biasa juga lima ribu. Sebetulnya kalo yang di sebelah sana jual enam ribu. Cuma saya gak tega, biarin ah sedikit asal lancar." Ungkap Siti pada Kamis (13/7/2024)

Apalah daya Siti yang mendapat keuntungan tak seberapa dari hasil jualanya. Siti mengatakan kalau jualanya ramai sehari bisa sampai Rp. 400.000 itu pun saat weekend. Hari-hari biasa beda lagi, Apalagi jika hujan turun Siti harus terima dagangannya hanya laku sedikit. Paling-plaing Siti hanya mendapat uang Rp. 15.000. "Kalau malam minggu bisa empat ratus, kalo hari biasa gini kadang seratus lima puluh. Apalagi semalem dapet lima belas ribu, hujan to semalem." Ucap Siti.

Uang tersebut masi laba kotor, belum dikurangi modal. "seratus lima puluh itu masih kotor belum dikurangi yang lain-lain. Saya bayar sampah lima ribu sama bayar yang dorong gerobak dua puluh ribu." Tambah Siti. Untungnya pihak Kreton tidak menarik uang sewa kepada para penjual. Pihak Kraton hanya meminta uang sampah atau kebersihan sebesar Rp. 5000 per- hari.

Bergeser ke sisi deretan barat, terdapat salah satu penjual wedang ronde yang telah berjualan hampir 24 tahun. Purwanto (69 tahun) telah konsisten berjualan wedang ronde di Alun-alun Kidul sejak tahun 2000 silam. Dari yang harganya hanya Rp. 1.500 per porsi hingga sekarang naik jadi Rp. 10.000 per porsi. Usaha tersebut Purwanto warisi dari sang ayah yang terlebih dahulu membuka bisnis wedang ronde setelah sebelumnya mencoba berjualan bakso.

dokumen pribadi Sofia Dani Rosdiana
dokumen pribadi Sofia Dani Rosdiana

Purwanto selalu mangkal di Alun-alun Kidul dari yang awalnya berjualan di depan bangunan Sasono Hinggil Dwi Abad yang berada di sisi Utara. Sampai sekaran ini telah pindah lokasi di sisi barat Alun-alun. Dari yang masih sedikit orang berjualan sampai seramai sekarang. "Dulu jualan di depan gedung itu, di trotoarnya. Terus tahun berapa itu nggak boleh jualan di sana. Jadi dipindah ke sini. Dulu orang jualan juga belum serame sekarang. Paling orang jualann wedang ronde, jagung bakar atau juga nasi goreng." Jelas Purwanto pada Kamis (13/7/2024)

Purwanto mulai berjualan dari sehabis ashar sampai pukul dua dini hari. Ia menuturkan bahwa dirinya harus betah melek demi mencari nafkah untuk anak-anaknya.  "Buka dari ashar sampe rata- rata jam 2. Jadi harus dikuat- kuatin buat menghidupi anak- anak, biaya sekolah biaya macem- macem." Ujarnya.

Perbedaan omset penjualan juga dirasakan oleh Purwanto. Dia menuturkan bahwa penghasilan saat weekend dengan hari-hari biasa pasti ada perbedaan. "Semua tempat pasti ada perbedaan, pasti ada peningkatan. Tapi ini dari awal tahun ini kayaknya daya belinya menurun banget, semua itu, nggak punya saya aja." Imbuhnya.

Walaupun telah berjualan puluhan tahun, nyatanya wedang ronde buatan Purwanto tetap laku sesuai pasarnya. Banyaknya makanan dan minuman viral yang baru dan kekinian, tak membuat Purwanto merasa tersaingi. Menurutnya semua makanan dan minuman baik yang tradisional maupun yang tengah viral memiliki pasarnya masing-masing. 

"Semua itu ada pasar tersendiri, kalau yangn makanan- makanan viral itukan kebanyakan yang beli anak- anak muda, kalau satu rombongan itu banyak yang tua-tua itu pasti milihnya yang anget-anget gini, gak mungkin orang tua makan yang disana itu." Ungkapnya.

Selain dapat menikmati macam-macam kuliner yang tersedia, wisatawan juga dapat menyewa sepedabecak atau odong-odong yang dihiasi gemerlap lampu- lampu lucu. Untuk sekali putaran mengelilingi lapangan wisatawan di kenai biaya sebesar Rp. 35.000 rupiah dan Rp. 50.000 untuk dua kali putaran dengan kapasitas 4-5 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun