Mohon tunggu...
Sofia Apriyati
Sofia Apriyati Mohon Tunggu... -

sayaaaaaaa ...seorang mahasiswa pgsd ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi dalam Memperkaya O-T-A-K

10 Januari 2012   13:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa yang diyakini seseorang tentang dirinya dapat mempengaruhi pembelajaran dengan sangat kuat. Apabila individu meyakini bahwa dirinya pintar, lucu, dan cepat tanggap, maka kinerja pembelajarannya pun akan memperlihatkan hasil yang baik. Dan sebaliknya jika seorang individu yakin bahwa dirinya bodoh, malas, atau tidak mampu, maka kinerja pembelajarannya akan memperlihatkan hasil yang buruk. Setiap otak manusia berkembang secara unik. Dari perbedaan kumpulan gen menciptakan populasi yang lebih tangguh. Cara yang sangat baik untuk menghormati keunikan dan perbedaan adalah dengan mempertimbangkan gaya pembelajaran. Setiap individu mempunyai karakteristik unik dalam belajar, keunikan tersebut dapat digambarkan sebagaimana tanda tangan masing-masing individu. Dalam konteks tersebut tak ada suatu gaya belajar yang lebih baik atau lebih buruk daripada gaya belajar yang lain. Kunci menuju sukses pembelajaran adalah menemukan keunikan gaya belajar pembelajar. Siapa pun dapat belajar apa saja, jika diberi kesempatan untuk melakukannya dengan gaya unik mereka, dengan kekuatan pribadi mereka. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana individu menyerap lalu mengatur dan mengelola informasi. Gaya belajar diartikan sebagai suatu perbedaan cara yang digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa dalam berfikir dan belajar yang merupakan suatu perilaku yang diminati dan konsisten. Setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Hal tersebut yang akan memberikan pilihan dan berbagai pendekatan dalam lingkungan pembelajaran. Bagi sebagian siswa pendekatan gaya pembelajaran akan mengembangkan keberhasilan di sekolah, tetapi bagi sebagian lainnya akan bisa membawa kemunduran. Pembelajaran juga berhubungan baik dengan otak. Otak individu sebenarnya bisa diperkaya dengan menumbuhkan koneksi-koneksi neural baru dengan cara memberikan stimulasi. Pembelajaran juga dapat meningkatkan intelegensi tanpa batas menggunakan pengayaan yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Lingkungan yang meningkat akan meningkatkan percabangan dendrit, memperbanyak sel pendukung, percabangan antarsel, yang artinya sel-sel saraf tersebut dapat berkomunikasi dengan baik. Pada saat seseorang memvariasi lingkungannya, otak akan memvariasi cara pertumbuhannya. Pengalaman-pengalaman baru dapat tersambung ke otak yang bentuknya mudah berubah. Perubahan itu bisa dari dalam (genetic) melalui penciptaan bagan yang akan diproses, kemudian proses menciptakan produksi sinapsis yang berlebihan sebelum dibutuhkan, dan merespon pada proses yang dipicu oleh stimuli lingkungan. Aktivitas-aktivitas yang tak biasa (kebaruan) adalah sahabat terbaik bagi otak. Fakta bahwa otak begitu terstimulasi oleh kebaruan adalah sebuah respons untuk menyelamatkan diri. Segala sesuatu yang baru mungkin saja mengancam bagi status quo, sehingga mengandung bahaya potensial, akan tetapi, begitu individu menumbuhkan kebiasaan pada sebuah lingkungan atau situasi, maka ia akan menjadi rutinitas dan formasi yang berjejaring di dalam otak dan mulai beroperasi pada level yang lebih rendah. Selanjutnya setelah stimuli yang baru dan menyegarkan diperkenalkan kembali, formasi jaringan menjadi disiagakan lagi dan otak terstimulasi untuk tumbuh. Pembelajaran langsung dari dunia nyata dapat menjadi katalis untuk menggali lebih dalam makna atau analisis terhadap segala sesuatunya. Dan ketika para pembelajar diberikan lebih banyak umpan balik yang konsisten dan yang berkualitas lebih baik, mereka akan lebih mampu menyatukan potongan-potongan teka-teki pembelajaran dan mengintegrasikan informasi tersebut ke dalam kualitas hubungan dan pola-pola yang lebih baik. Para pembelajar bisa diberi kesempatan untuk mencatat persepsi mereka tentang pembelajaran di atas kertas. Strategi ini diyakini dapat meningkatkan pembelajaran secara dramatis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun