Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu, karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir yang menyebar (difergent thinking). Belahan otak kiri memproses informasi secara berurutan dan bagian otak kanan memproses informasi secara keseluruhan. Pembagian fungsi berkenaan dengan mental skills untuk memproses dan menyimpan informasi antara belahan otak kanan dengan belahan otak kiri berbeda. Belahan otak kanan berhubungan dengan proses dan penyimpanan informasi tentang gambar, imajinasi, warna, ritme, dan ruang yang dalam kerjanya otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Belahan otak kiri berhubungan dengan bilangan/angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar, dan detail atau rincian-rincian. Dalam kerjanya, belahan otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier, dan rasional. Untuk memastikan terjadinya pembelajaran optimal, kita harus memfasilitasi aktivitas pembelajaran yang melibatkan kekuatan dari kedua belahan otak.
Kemudian berpikir kritis, merupakan kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu keterampilan menganalisis, keterampilan mensintesis, keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, serta keterampilan mengevaluasi dan menilai.Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.Pembelajaran kritis mensyaratkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. yaitu merupakan proses dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis.Selanjutnya, kreativitas merupakan kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat. Komponenn utama dalam kreativitas adalah novelty (sesuatu yang baru). Novelty merupakan keaslian dan ide yang benar-benar baru serta merupakan penggabungan dari dua hal ataupun dua pemikiran atau lebih. Dalam mengajari anak agar menjadi kreatif dapat dilakukan dengan mengembangkan ide sebanyak-banyaknya, mengembangkan ide berdasarkan ide-ide orang lain, jangan memeberi kritik pada saat pengembangan ide, mengevaluasi ide-ide yang telah ada, dan menyimpulkan ide yang terbaik. Hal yang terpenting adalah menerima setiap ide-ide anak dan membantu anak untuk membangun ide-ide yang lebih cemerlang.Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya.Tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang kelak dihadapi dalam masyarakat. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru, sehingga seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berfikir. Belajar pemecahan massalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Sehingga, pendidik dituntut untuk memacu siswanya agar selalu berpikir kritis, kreativ dan selalu mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H