Tanggapan Publik
Warga Korea Selatan yang menentang keputusan pemerintah Jepang berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar Jepang di ibu kota Korea Selatan pada tanggal 5 Juli, menyerukan boikot produk dan layanan Jepang. Selanjutnya, sebagai bentuk protes terhadap keputusan pemerintah Jepang, warga Korea Selatan melakukan aksi protes pada bulan Juli dan Agustus, terutama pada tanggal 15 Agustus, peringatan 74 tahun kemerdekaan Korea Selatan dari penjajahan Jepang, dengan jumlah hampir 30.000 orang. yang tiga tempat.
Pada tanggal 19 Juli dan 2 Agustus, dua pria Korea membakar diri di luar bekas Kedutaan Besar Jepang. berada dalam kondisi kritis saat itu. Seorang petugas polisi di tempat kejadian menemukan sebuah tas yang diyakini milik pria itu. Setelah diperiksa, isi tas berisi memo dan selebaran yang mengkritik Jepang atas keputusannya untuk memperketat kontrol ekspor teknologi tinggi ke Korea Selatan. Selebaran itu juga termasuk sumpah untuk melawan Tokyo sampai perdana menteri Jepang meminta maaf. Polisi juga menemukan buku yang ditulis oleh mendiang aktivis hak asasi manusia yang dijadikan korban perbudakan seksual militer Jepang selama Perang Dunia II, terdapat penyusupan. Mereka menuntut permintaan maaf dari Jepang dan memasang poster yang mengkritik keputusan Jepang di depan konsulat Jepang. Polisi menangkap tujuh orang dalam insiden tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H