Mohon tunggu...
SOFIA AGNA
SOFIA AGNA Mohon Tunggu... Lainnya - be yourself

" Kebahagiaan bergantung pada diri kita sendiri." - Madelyn Teppner

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Media Sosial dan Berita Hoax Dalam Perspektif Psikologi Sosial

14 Januari 2025   08:30 Diperbarui: 14 Januari 2025   08:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi salah satu sumber utama informasi bagi generasi Z. Namun, dengan kemudahan akses informasi tersebut juga muncul tantangan baru berupa penyebaran berita hoax. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa generasi ini cenderung mengandalkan media sosial untuk mendapatkan berita, termasuk informasi terkait pemilu. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana psikologi sosial berperan dalam membentuk perilaku individu ketika berhadapan dengan berita hoax yang beredar di media sosial.

Peran Media Sosial
Media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan X, telah menjadi saluran utama bagi generasi Z untuk mendapatkan informasi. Menurut penelitian oleh Kalista dkk. (2024), 73% responden dari generasi Z menggunakan media sosial sebagai sumber utama informasi. Ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya berfungsi sebagai platform komunikasi, tetapi juga sebagai sumber informasi yang signifikan. Namun, informasi yang tersedia di media sosial sering kali tidak terverifikasi, dan berita hoax dapat dengan mudah menyebar, menimbulkan tantangan bagi pengguna dalam menilai kebenaran informasi yang diterima.

Berita Hoax dan Dampaknya
Berita hoax memiliki dampak signifikan terhadap perilaku pemilih, terutama di kalangan generasi Z. Penelitian menunjukkan bahwa generasi ini cenderung memiliki rentang perhatian yang pendek dan lebih tertarik pada informasi yang menarik secara visual (Evita, 2023). Akibatnya, mereka mungkin lebih rentan terhadap berita hoax yang disajikan dengan cara yang menarik, meskipun informasi tersebut tidak valid. Dalam konteks psikologi sosial, proses atribusi menjadi penting untuk memahami bagaimana individu menilai informasi yang mereka terima. Proses atribusi merujuk pada penentuan penyebab di balik perilaku individu dan dapat mempengaruhi penilaian mereka terhadap berita yang diterima (Samsuar, 2022).

Perilaku Selektif Generasi Z
Meskipun ada kecenderungan untuk terpengaruh oleh berita hoax, Kalista dkk. (2024) juga menunjukkan bahwa sebagian generasi Z menunjukkan perilaku selektif dalam menyikapi informasi. Mereka melakukan verifikasi kebenaran berita sebelum membagikannya dan memahami pentingnya literasi digital. Hal ini merupakan contoh dari atribusi internal, di mana individu bertindak berdasarkan kesadaran diri dan tanggung jawab sosial. Namun, ada juga yang menunjukkan sikap abai terhadap berita pemilu, yang mengindikasikan bahwa tidak semua individu memiliki minat yang sama terhadap isu politik.

Psikologi Sosial dan Normativitas
Dalam konteks media sosial, individu sering kali merasa tertekan untuk berpartisipasi dalam diskusi dan menyebarkan informasi, bahkan jika informasi tersebut belum diverifikasi. Ini mencerminkan teori konformitas, di mana individu cenderung menyesuaikan perilaku mereka untuk sesuai dengan kelompok sosial mereka (Indrajaya & Lukitawati, 2023). Kecenderungan ini dapat memperburuk penyebaran berita hoax dan mengurangi kualitas informasi yang diakses oleh generasi Z.

Kesimpulan
Peran media sosial dalam penyebaran berita hoax memiliki implikasi yang signifikan bagi generasi Z, terutama dalam konteks pemilu. Meskipun media sosial menyediakan akses mudah ke informasi, tantangan berupa berita hoax menuntut generasi ini untuk lebih kritis dan selektif dalam menyikapi informasi. Pemahaman mengenai psikologi sosial, termasuk proses atribusi dan pengaruh norma sosial, dapat membantu menjelaskan perilaku individu dalam berinteraksi dengan informasi yang mereka terima. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan literasi digital di kalangan generasi Z agar mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam menghadapi berita hoax.

Daftar Pustaka
Amanda Kalista, dkk. (2024). Perilaku Pengguna Media Sosial (Generasi Z) pada Mahasiswa Surabaya Terhadap Berita Ringkas Pemilihan Umum 2024 Ditinjau dari Perspektif Teori Atribusi. Jurnal Kewarganegaraan.
Evita, N. (2023). Generasi Z dalam Pemilu: Pola Bermedia Generasi Z dalam Pencarian Informasi Politik. Tata Kelola Pemilu Indonesia.
Samsuar. (2022). Proses Atribusi dalam Mempengaruhi Perilaku Digital. Network Media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun