Seorang Ayah biasanya dianggap sosok yang keras, disiplin atau bahkan galak.
Namun, sejatinya menjadi seorang Ayah tentu membutuhkan ilmu parenting.
Pentingnya ilmu parenting membuat seorang Ayah dituntut untuk lebih profesional membagi waktu antara bekerja dan meluangkan waktu bersama keluarga.
Terlebih bagi anak yang kehilangan "sosok" Ayah dalam rumah, hingga membuat anak merasa tidak percaya diri lantaran dirinya kehilangan figur terpenting dalam rumah.
Bagaimana jika sosok "Ayah" hilang di dalam rumah? Lantas bagaimana dampaknya pada psikologi anak?
Palkovits (2002) menyatakan bahwa keterlibatan Ayah dalam mengasuh anak memiliki beberapa pengertian, diantaranya :
- Terlibat dalam aktivitas yang dilakukan oleh anak  (McBride & Mills,1993)
- Melakukan kontak fisik dengan anak
- Dukungan finansial
- Frekuensi bermain bersama anak-anak yang dilakukan secara bersama
Hadirnya seorang Ayah sering diistilahkan sebagai sosok yang mudah berpikir, merencakan, merasakan, memperhatika, memantau, memberitahu kesalahannya dan mengkhawatirkan serta mendoakan keselamat anaknya (Palkovits,2002)
Lantas bagaimana manfaat yang akan dirasakan ketika Ayah dekat dengan anak?
Secara menyeluruh kehangatan yang ditampilkan dalam sosok Ayah akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi kesehatan jasmani dan rohani anak, dan meminimalisir perilaku yang sering terjadi pada anak (Rohner & Veneziano,2001).
Tugas utama seorang Ayah dalam mendidik, memberi rasa aman, dan meningkatkan kepercayaan diri tentunya perlu proses yang tidak sebentar, sehingga untuk para Ayah diluar sana yang mencoba menjadi sosok terbaik bagi anak, segera usahakan semaksimal mungkin agar anak tak terjerembab kepada hal yang tidak diinginkan.
Sebab anak adalah amanah. Nantinya apabila anak diperlakukan baik, orangtua tentu akan menanam hasil jerih payah dalam membesarkan dan memberi rasa aman pada anak.