Belakangan ini Indonesia dikejutkan kembali dengan adanya sekelompok mahasiswa yang tengah menjadi pemenang Clash Of Champions.Â
Mahasiswa yang dihadirkan pun berasal dari universitas dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya dengan mempertimbangkan jumlah prestasi yang mentereng.
Viralnya tayangan Clash Of Champions yang diputar di kanal Youtube kemudian mendadak menjadi buah bibir di tengah masyarakat.
Sayangnya, tidak semua lapisan masyarakat melihat Clash Of Champions sebagai tayangan edukasi, malah justru sebaliknya.
Beberapa warganet ketika menonton Clash Of Champions justru memberikan komentar kurang menyenangkan.
Tayangan mendidik seperti Clash Of Champions dianggap layaknya sebuah tayangan yang "hanya" berpihak pada yang berpendidikan, hal ini kemudian memancing reaksi dari beberapa lapisan masyarakat yang tidak terima komentar negatif.
Berkaca pada kebanyakan masyarakat sekarang (tidak semua) mampu menyimpulkan tontonan yang edukatif kemudian memberikan komentar yang positif agar anak muda yang melihat tayangan ini tentunya akan semakin termotivasi untuk maju.
Karena seperti yang kita ketahui, bahwa generasi cerdas nantinya akan membuat perubahan yang lebih cemerlang, jika dibekali literasi dengan mutu yang baik sejak dini.
Maka biasakan untuk tetap melihat tayangan positif dan memberikan komentar positif agar nantinya anak muda dapat berkompetisi dalam kehidupan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H