Mohon tunggu...
Sofia Rasyidah Salsabila
Sofia Rasyidah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

tersesat dalam ilmu sosial

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Merasa Galau, Efek Cut Off Sang Idola K-Pop

5 Juni 2024   09:04 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini saya menghadiri acara ramah tamah dengan teman-teman kelas di kampus. Kami menikmati acara dengan bermain berbagai permainan dan bersenang-senang. Saya benar-benar menikmati momen itu. Namun salah satu dari mereka hanya sibuk dengan smartphone miliknya, seolah-olah tidak ada orang di sekitarnya. Wajah murung dan sikap menjaga jarak dari teman-teman lain membuat dirinya seperti sedang berada di dunianya sendiri. Mungkin ada yang tidak menyadarinya, namun sepertinya saya dapat menebak alasan dibalik wajah murung dan sikap menjauh dari teman-temannya saat kami sedang menghabiskan waktu bersama.

Sebut saja Caca, dia salah satu teman saya yang sangat menyukai musik dan budaya K-Pop, bahkan dirinya memiliki idola yang benar-benar dia cintai. Namun karena agensi dari idolanya mendukung produk Zionis, membuat dirinya harus memboikot seluruh konten dan karya yang berkaitan dengan idolanya. Dari banyaknya teman saya yang menyukai K-Pop, hanya Caca lah yang benar-benar menunjukkan kegalauannya terhadap kejadian ini. Dari sikap yang dirinya tunjukkan saat berada di lingkungan sosial menunjukkan betapa kecewa dirinya terhadap idolanya.

Dari gerakan boikot ini, saya benar-benar tidak menyangka bahwa idola bisa memberikan efek yang besar kepada seseorang. Idola biasa dikaitkan sebagai pemberi semangat serta sebagai panutan untuk penggemarnya agar bisa mendapatkan rasa semangat yang tinggi untuk melakukan suatu hal. Namun beberapa dari mereka, seperti Caca, berpendapat bahwa idola bisa membawa pengaruh lebih daripada itu. Kedekatan yang terbentuk dari sering dan selalu mengikuti perjalanan idolanya membuat mereka menganggap idola sebagai "rumah".

Saya masih ingat dengan salah satu kata-kata yang dibuat oleh Caca mengenai idolanya dan masih saya simpan sampai sekarang. "For my bias, thank you for being one of the reasons for me to survive in this live. Makasih udah jadi moodbooster aku disaat banyak orang yang nyebelin yang bikin bad mood. Makasih selalu bikin aku happy. Dengan aku kenal kamu, setidaknya aku bisa sedikit lupain hal-hal yang ga enak dan orang-orang selalu bikin berisik kepala aku. Thank you so much my idol". Saat membaca itu, saya bertanya-tanya, apa yang membuat idola menjadi orang yang berharga dalam hidup seseorang?

Bagi mereka yang memiliki lingkungan sosial yang buruk serta tidak begitu mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang-orang terdekat, mengidolakan seseorang menjadi cara mereka untuk mendapatkan kebahagiaan dan rasa kasih sayang tersebut. Dengan melihat konten dan mendengarkan karya-karya idolanya, para penggemar dapat dengan mudah merasa bahagia, sedih, dan marah seperti merasakan ekspresi yang ada didalam karya-karya tersebut. Selain itu, dengan menghadiri konser dari idolanya, para penggemar seperti mendapatkan koneksi yang begitu dekat dengan sang idola. Sang idola juga menunjukkan sikap yang menunjukkan betapa sayang dan bangga dirinya terhadap para penggemarnya yang selalu mendukung perjalanan kariernya.

Untuk kalian yang merasa galau dan sedih karena sedang meninggalkan idola kalian, I hope you can find something better for your soul and for yourself. And keep your mental health steady.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun