Lalu bagaimana caranya agar berhasil? Yang disediakan hanyalah lilin, sekotak paku payung dan korek untuk menyalakan lillin. Jujur saja, ketika pertama kali mendengar The Candle Problem saat perkuliahan, saya pribadi juga kebingungan bagaimana cara memasangnya.
Solusi kreatif dari tugas ini terletak pada se-kotak paku payung. Seluruh paku payung dikeluarkan dari kotak, kemudian kotak tersebut dipaku atau dipasang ke dinding. Yang terakhir, letakan lilin dikotak yang sudah terpasang, lilin yang mencair tidak menetes di atas permukaan meja.
Ketika pertama kali mengetahui solusi dari tugas tersebut (The Candle Problem), saya mengangguk-ngangguk sambil berkata: "Oh iya, kenapa tadi gak kepikiran sama kotak pakunya yah?". Lilin, sekotak paku dan korek terlalu menngalihkan perhatian saya.
Kasus yang sama seperti The Candle Problem pernah saya bahas di salah satu artikel saya. Dalam presentasinya di TEDx Talks, Teo Haren memberikan sebuah soal kepada audiens yang di tampilkaan di layar.
1-2-3-?
a. 4
b. 5
c. 8
satu, dua, tiga, apa angka selanjutnya? Yang sudah menemukan jawaban, angka tangan!
Rata-rata audiens telah menemukan jwaban selama tiga detik ketika soal ditampilkan, dan rata-rata jawabannya adalah empat. Namun Haren mengatakan bahwa empat memanglah jawaban yang benar, namun masih ada jawaban benar lainnya dan epat bukanlah jawaban yang kreatif.