Apakah kalian pernah mendengar istilah “The World Is Urban”?
“The World Is Urban”, atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “Dunia Adalah Perkotaan”, memiliki makna sebagai perkotaan yang memiliki peran sangat penting bagi seluruh masyarakat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya orang yang berbondong-bondong melakukan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa atau luar kota ke kota. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya urbanisasi, antara lain :
- Penghasilan yang lebih baik dibandingkan penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan di desa.
- Tersedianya sarana dan prasarana yang lebih lengkap dibandingkan yang ada di desa
- Pendidikan yang lebih berkualitas menyebabkan penduduk usia muda pindah ke kota untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi
- Kesempatan kerja serta lapangan pekerjaan yang banyak tersedia di perkotaan
Dari beberapa faktor terjadinya urbanisasi tersebut, dapat dilihat bahwa kota akan terus tumbuh dan populasi di kota akan meningkat. Dapat juga di telaah bahwa maksud dari kota adalah :
- Sebuah area dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi
- Sebuah area dimana orang-orang ingin mengurangi jarak dengan tinggal di kota karena aksesnya lebih mudah
Dari penjelasan diatas, terdapat beberapa masalah ataupun isu yang akan terjadi di perkotaan apabila banyak masyarakat yang melakukan urbanisasi. Sebagai contoh,, jika kesempatan kerja yang ada tidak sebanding dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maka akan menimbulkan pengangguran Tingkat pengangguran tersebut termasuk dalam salah satu tolak ukur serta acuan terhadap perkembangan maupun kemajuan suatu negara. Tingginya tingkat pengangguran mengindikasikan bahwa kinerja ketenagakerjaan suatu daerah mengalami penurunan. Seperti contoh yaitu, fenomena banyaknya pengangguran di Kabupaten Jember.
Dilansir dari website Pemkab Jember, Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2020 dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Jember pada Rabu malam (14/4/2021). Terdapat beberapa poin disampaikan oleh Bupati Hendy dalam LKPJ TA 2020, salah satunya tentang tingkat pengangguran yang mengalami kenaikan. Tingkat pengangguran yang mengalami kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan berkurangnya lapangan kerja yang berada di Kabupaten Jember.
Dilansir dari Data Badan Pusat Statistik pada 2020 menunjukkan tingkat pengangguran meningkat jadi 5,12 persen atau sebanyak 67.448 jiwa. Terdapat 4 dampak pandemi ini terhadap penduduk usia kerja. Sebanyak 14.650 orang menjadi pengangguran, sebanyak 8.080 orang menjadi bukan angkatan kerja (BAK), sebanyak 15.260 ribu orang sementara tidak bekerja, dan 132.870 ribu orang mengalami pengurangan jam kerja.
“Masa pandemi Covid-19 mengakibatkan angka pengangguran di kabupaten Jember meningkat. Saat ini jarang perusahaan yang berani membuka lowongan pekerjaan,” ungkap Bambang Edy Santoso, Ketua Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember, kepada media Lensa Rakyat, di ruang kerjanya, Rabu (22/09/2021).
Namun, selain disebabkan oleh Pandemi Covid-19, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran mengalami kenaikan di Kabupaten Jember, antara lain :
1. Jumlah penduduk
Tidak diragukan lagi, jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Jember selalu mengalami kenaikan. Peningkatan tersebut bisa disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk asli Jember maupun penduduk pendatang dari luar Jember. Jumlah penduduk yang banyak dari Jember, bisa memberikan dampak negatif, yaitu penambahan jumlah pengangguran yang ada. Tetapi dalam hal ini penduduk yang ada di Kabupaten Jember dapat melakukan beberapa upaya seperti,, melakukan sebuah kegiatan ataupun pelatihan yang berhubungan dengan suatu kewirausahaan sehingga hal tersebut dapat memberikan sumber pendapatan pada penduduk yang ada di Kabupaten Jember.
