Setelah gempa mereda,ketika regu penyelamat mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda,mereka melihatnya melalui celah-celah .tetepi posisi wanita tersebut begitu aneh,dia berlutut seperti orang yang menyembah.Tubuhnya condong ke depan, dan dua tangan yang mendukung oleh suatu benda.Rumah roboh telah menimpa punggung dan kepalanya
Dengan begitu banyak kesulitan, pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk mencapai tubuh wanita itu. Dia berharap bahwa wanita itu masih hidup. Namun tubuh dingin dan kaku menandakan bahwa wanita tersebut telah meninggal.
Pemimpin tim dan seluruh anggotanya lalu meninggalkan rumah itu dan akan mencari gedung runtuh berikutnya. Namun karena alasan tertentu, pemimpin terdorong untuk kembali ke rumah hancur tadi. Pemimpin tim lalu berlutut memasukkan kepalanya melalui celah-celah sempit. Tiba-tiba ia berteriak “ada anak kecil!”.
Seluruh tim bekerjasama untuk mengeluarkan anak itu. Dengan hati-hati mereka menyingkirkan tumpukan benda di sekitar wanita yang sudah meninggal. Ada seorang anak kecil berusia 3 bulan terbungkus selimut di bawah mayat ibunya. Jelas, wanita itu telah mengorbankan dirinya demi anaknya. Anak itu masih tertidur pulas ketika pemimpin tim penyelamat mengangkatnya.
Para dokter dating untuk megevakuasi anak kecil itu. Setelah ia membuka selimut, ia melihat sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada layar: “jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu” posel berkeliling dari satu tangan ke tangan yang lainnya pada tim itu. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis. “jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu”. Itu arti bahwa ibu mencintai anaknya. Bagaimana cinta kita kepada ibu?
Seorang ibu merupakann hadiah yang terindah dari allah untuk seorang anak. Bagaimana tidak! Pengorbanan seorang ibu tidak dapat diganti oleh apapun bahkan harta benda dan nyawa sekalipun. Walaupun jarak memisahkan kita dengan ibu kita, bukan berarti kita jauh dan tidak berbakti kepadanya, hanya dengan do’a dan usaha untuk meraih kesuksesan manapun kita berada, insya Allah telah membuatnya senang dan bangga, itu adalah bakti kita kepada beliau. Maka jangan pernah kalian putus memanjatkan do’a untuknya, untuk malaikat yang selalu menjaga kita sejak kecil hinggan dewasa.
Kawan,,,,,
Begitu tingginya posisi seorang ibu . Begitu mulianya menggapai sebuah predikat yang bernama ibu. Predikat yang tidak bisa dibeli. Karena untuk menggapainya ada pertaruhan nyawa, ada tangis darah untuk satu nyawa baru. Maka sebagai seorang anak, kita tidak boleh membantah orang tua kita, terutama ibu. Karena surge ditelapak kaki ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H