Mohon tunggu...
andri sofda
andri sofda Mohon Tunggu... -

Putra kelahiran Langsa sudah menetap di Lhokseumawe untuk menyelesaikan studi Sarjana Teknik. gemar pada tindakan inovatif pada bidang teknologi sederhana dan pertanian saat ini bernaung pada organisasi rakyat berbasis komunitas adat di wilayah Aceh Pase, dan anggota dari badan pendiri organisasi JINGKI Institute yang fokus pada penerapan teknologi tepat guna berbasis pedesaan di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Melalui Biogas Menggapai Kedaulatan Petani

16 Februari 2010   00:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kesempatan menjadi relawan pada salah satu ormas di Aceh telah membuka cakrawala berfikir saya lebih luas pada realitas kehidupan masyarakat yang sebenarnya, pengetahuan tersebut berkembang seiring waktu yang tertuang kedalam perencanaan dan implementasi ide-ide yang ada. Akhir tahun 2006 silam melalui kerjasama dengan salah satu lembaga donor di Aceh, saya berkesempatan menjadi staf pendamping lapangan pada program penerapan teknologi biogas sebagai pengganti minyak tanah di salah satu komunitas petani yang juga peternak sapi di kabupaten Aceh Utara. Walau energi biogas dari kotoran ternak bukanlah hal baru bagi saya, namun pada tinggkat implementasi di lapangan bersama masyarakat saat itu menjadi pengalaman pertama saya baik bekerja dalam masyarakat maupun mengelola suatu program bersama komunitas masyarakat di pedalaman. Saat sosialisasi program kepada masyarakat sasaran, awalnya masyarakat yang awam menertawakan perihal program tersebut seolah tidak percaya, masaksih ek leumoe (kotora sapi-red) bisa jadi gas, ada juga yang merasa percaya dan masuk di akal hingga mereka sangat berpartisipasi dalam proses pelaksanaan program untuk menjawab rasa penasaran. Didalam kegiatan program termasuk didalamnya yaitu, pembangunan 3 unit digester biogas jenis Fixed Dome Digester ( biogas reaktor yang tertanam didalam tanah) dengan metode komunal yang ber volume 13 m3 untuk kapasitas 9 ekor sapi yang dapat dimanfaatkan oleh 3 kepala keluarga masing-masing digester. Secara teori, Biogas dihasilkan oleh proses anaerobik (tanpa udara), komponen bahan-bahan organik seperti jerami atau kotoran ternak tersbut diurai oleh aktivitas mikroba tanpa udara (O2) sehingga selama proses penguraian komponen organik melalui aktivitas miroba menghasilkan gas methan (CH4) yang mudah terbakar. Untuk satu ekor sapi sedang diperkirakan menghasilkan rata-rata 15 Kg faces/hari, sedangkan 1 kg faces dapat menghasilkan 40 liter gas atau sama dengan 6001 liter gas/hari dari 1 ekor sapi, artinya 3 ekor sapi cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar satu kepala keluarga. Teori di atas tidak digunakan mentah-mentah untuk menjelaskan pada masyarakat kampung yang masih awam tentang energi biogas dari kotoran ternak, sangat sulit dipahami dan membosankan bagi mereka (komunitas-red) bila penjelasan dengan istilah ilmiah dibawa-bawa dalam setiap kali mengadakan pertemuan,sehingga dibutuhkan cara yang berbeda dengan bahasa sederhana untuk memberikan penjelasan yang masuk akal. [caption id="attachment_75264" align="aligncenter" width="240" caption="Gotong royong warga, sebagai bentuk partisipatif dalam pelaksanaan program"][/caption] [caption id="attachment_75266" align="aligncenter" width="253" caption="Pengerjaan pondasi bangunan bersama teknisi lokal. (02/10/2006) Format tanggal salah."][/caption] Setelah tahap sosialisasi selesai dan terbangun kesepakatan bersama masyarakat, proses pengerjaan bangunan mulai dilakukan dengan memilih lokasi pembangunan dan menentukan group kerja dari anggota kelompok masyarakat. pihak teknisi sengaja didatangkan dari luar daerah, tepatnya dari Surakarta melalui pihak lembaga LPTP (Lembaga Penerapan Teknologi Pedesaan) sebanyak 2 orang yaitu Mas Makruf dan Mas Slamet yang sudah sejak hampir 10 tahun terakhir menjadi teknisi pembuatan bagunan digester biogas di beberapan tempat di Indonesia yang pada awal 2007 silam menyelesaikan 6 unit digester biogas di Aceh yaitu 3 Unit di Kabupaten Aceh Utara dan 2 Unit lagi di Kabupaten Bireuen. [caption id="attachment_75782" align="alignleft" width="300" caption="Pengerjaan biogas di Kec. Lhoksukon - Aceh Utara"][/caption] Dalam pengerjaan bangunan digester yang melibatkan masyarakat anggota kelompok, kami mengintervensi harus ada keterlibatan tukang (teknisi) lokal dalam setiap tahapan pekerjaan secara rutin, tujuannya jelas yaitu dimasa mendatang sudah terdapat teknisi yang berasal dari komunitas di daerah, sehingga biaya mahal untuk mendatangkan skill dari luar dapat di tekan, alhasil untuk saat ini sudah terdapat 4 orang teknisi lokal yang 2 diantarnya telah memiliki keahlian dalam membangun unit digester biogas jenis fixed dome, hal tersebut telah dibuktikan disaat kami mendapat kepercayaan dan dukungan dari pemerintah kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Peternakan untuk membangun 2 unit digester biogas lainya yaitu di Kecamatan Lhoksukon dan di Kecamatan Cot Girek, maret 2009 lalu dan terakhir berkat kampanye energi biogas yang kita lakukan, salah satu pengusaha ternak di Aceh Tengah berminat mebuat digester biogas untuk usaha ternaknya yang baru awal Februari 2010 kemarin selesai dikerjakan oleh teknisi lokal yang saat ini kita miliki. Bersambung... Mengintegrasikan Biogas pada pertanian organik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun