Seteko kopi mulai dibagikan berkeliling dan kepulan asap rokok mulai memenuhi ruangan, tepat pukul 22.03 Wita pertarungan babak penyisihan antara Portugal versus Korea Utara bakal segela diputar salah satu TV swasta. nampak pak Salim ketua RT.25 kampung kami memberikan komentarnya pada salah satu kesebelasan favoritnya dan yang lain memperhatikan dengan jenak. Nampak begitu antusias dan bersemangat. Saya sendiri hanya memperhatikan dan manggut-manggut.
Memang semenjak digelarnya hajatan olah raga terbesar di jagat bumi ini masyarakat di lingkungan kampung Sidomukti Kec. Muara Kaman nampak begitu hangat. Bukannya apa suasana seperti ini memang sangat jarang kami rasakan, dan Piala Dunia kali ini seolah menghipnotis warga masyarakat untuk semakin akrab dan berkumpul, sungguh luar biasa.
Sungguh saya terkadang malu sendiri dengan keberadaan saya dikondisi akrab ini, bagaimana tidak, bila menengok keseharian saya selama ini serta warga kampong, yang ada hanyalah kesibukan, acuh dan jarang saling menyapa. Tapi dengan adanya Piala Dunia seolah dinding kesibukan dan acuh tak acuh itu terbuka dan berganti keakraban dalam suasana silaturahmi. Ada saja yang bela-belain minjem proyektor kantor untuk kenyamanan nonton bareng ini, ada yang ikhlas nyokong sedikit duit untuk sumbangan beli kacang dan kopi. Inilah yang menghanyutkan.
Seharunya pula ini menjadi renungan kita bersama bahwa sebenarnya kita gagal dalam menciptakan suasana akrab dan persaudaraan dalam bangsa ini, bahkan di lingkup terkecil sosial kita bertetangga dan berkeluarga.
Apa yang menjadi masalah adalah, kita tak mampu menciptakan atmosfir kebersamaan, bahwa “Nonton Bareng” adalah kebutuhan bersama dan cita-cita membangun hiburan yang cuman kita nikmati empat tahun sekali. Bagaimana rasanya bila kebersamaan ini kita ciptakan untuk memperbaiki bangsa ini jauh lebih baik. Mungkin dengan semangat memberantas Terorisme, memberantas korupsi atau sekedar merasa senasib sepenanggungan terhadap nasib TKI kita di Malaysia yang teraniaya. Sungguh kita gagal dalam hal ini.
Bukankah semangat Piala Dunia ini begitu kuat dirasakan setiap mahluk yang ada di bumi ini, tak ada semangat rasis yang tertampung, tak ada perbedaan status dan kepentingan politik, yang ada hanya semangat sportifitas dan kebersamaan.
Patutlah untuk itu menelaah kembali terhadap keinginan kita membangun bangsa ini dengan semangat kebersamaan tanpa embel-embel yang lain, karena kita bisa belajar dari Nonton Bareng Piala Dunia, tak penting siapa kesebelasan yang menang dan yang kalah yang ada hanyalah “seru” bareng dan bisa saling bertemu.
http://suyonodarul.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H