Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | BALADA: HARGA SEBUAH KESERAKAHAN

5 Februari 2025   07:23 Diperbarui: 5 Februari 2025   07:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen  |  *Balada: Harga Sebuah Keserakahan*

DikToko
(Soetiyastoko)

Tampak dilayar televisi antrean yang seperti tak berkesudahan di di suatu pangkalan.

Siang itu terik. Asap kendaraan berbaur dengan suara klakson yang saling bersahutan. Di sebuah pangkalan gas di pinggiran kota, antrean mengular panjang. Puluhan orang berdesakan, berharap mendapatkan satu atau dua tabung gas melon bersubsidi yang kini langka.

Di antara mereka ada seorang nenek dengan tubuh ringkih, keriput di wajahnya semakin kentara diterpa panas matahari. Ia berdiri gemetar, satu tangannya berpegang pada troli kecil yang sudah usang.

Setia antre sambil menahan lapar, beras di rumahnya belum sempat matang  saat kompor mati sendiri.

***

Beberapa waktu yang lalu  sebelum gonjang-ganjing ini terjadi, di seberang jalan, sering tampak sebuah SUV hitam berkilat berhenti.

Seorang pria turun dengan santai, lalu melenggang ke arah pangkalan gas. Tanpa peduli antrean, ia berbicara sebentar dengan petugas SPBU distributor gas.

Beberapa lembar uang berpindah tangan, dan tak lama kemudian, dua belas tabung gas melon dimasukkan si pejual ke bagasi mobil mewahnya.

"Hei! Itu kan gas untuk rakyat miskin!" seru seseorang yang sedang mendorong gerobaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun