Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan | Suryantoko Pelopor Padi Biofortifikasi, Banyuwangi

14 November 2024   21:48 Diperbarui: 15 November 2024   09:28 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan |  Suryantoko Petani Banyuwangi, Pelopor Budidaya Padi Ber-Biofortifikasi

DikToko
(Soetiyastoko)

Akses penerapan dan penerimaan teknologi baru di masyarakat, khususnya dibidang pertanian, tak semudah bidang lain. Misalnya di bidang komunikasi, amat berbeda dengan bidang pertanian.

Bapak Suryantoko yang akrab dipanggil Pak Sur, seorang petani dari Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Beliau adalah pelopor dalam penerapan teknologi biofortifikasi pada penanaman bibit padi di lahan sawahnya di Banyuwangi.

"Padi Biofortifikasi ini memang baru utk wilayah Banyuwangi dan saya  penanam pertama. Harus ada orang yg mau menjadi yang pertama..... 

Saat ini , kami tanam  untuk yang kedua

Dalam budidaya ini, kami menerapkan prinsip bertani sehat, dengan mengurangi penggunaan :
- pupuk kimia
- pestisida kimia
- air (genangan air)
Kami juga menggunakan agens hayat
i " , tutur Pak Suryantoko.

(Tentang agens hayati, insya Allah akan kami sampaikan di kesempatan lain , penulis)

Tenda Pertemuan Mewah bin mepet sawah
Tenda Pertemuan Mewah bin mepet sawah

Pak Suryantoko di forum pertemuan, menyampaikan kesan atau impresi positif terhadap hasil panen padi biofortifikasi varietas Inpari NutrizincDisebutnya bahwa rasa berasnya lebih pulen dan  lebih ekonomis proses budidayanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun