Cerpen  |  Malam Minggu Nangis Bersama Eyang Putri
DikToko
(Soetiyastoko)
Malam minggu itu, rumah terasa sepi. Rahayu, cucu Eyang Putri yang beranjak remaja, sedang asyik bermain ponsel di ruang tamu. Dengan piyama yang belum berganti dari tadi siang. Matanya terpaku pada layar, sesekali tertawa kecil menanggapi pesan dari teman-temannya.
Eyang Putri yang sejak tadi memperhatikannya diam-diam, merasa inilah saatnya melatih kemandirian Rahayu.
"Rahayu, aku mau ke mall beli makanan. Kamu mau ikut?" ujar Eyang Putri tiba-tiba, sambil meraih tasnya dan mengayun-ayunkan kunci mobil.
Rahayu, yang mendengar kata "mall", langsung bangkit. Bagi anak seusianya, ajakan ke mall adalah hal yang sulit ditolak.
Dengan tergesa-gesa, ia pun meninggalkan ponselnya dan berlari menuju kamar. Eyang Putri tersenyum tipis. Rahayu harus belajar cepat dan mandiri.
Tahun depan, ia sudah masuk SMP, dan dengan dua adik kecil yang perlu perhatian Maminya, Rahayu tak bisa lagi selalu bergantung pada orang lain.
"Sepuluh menit yaa, Nduk. Kalau tidak, aku berangkat sendiri." ucap Eyang Putri lembut, namun tegas.
Dengan semangat, Rahayu pun berusaha menyelesaikan urusannya. Ia kembali dalam waktu yang tak lama, sudah berpakaian rapi, siap berangkat.
---