Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Mencari Jalan Pulang

6 September 2024   23:45 Diperbarui: 6 September 2024   23:52 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen |  Jalan Pulang

DikToko
(Soetiyastoko
)

Awan tebal baru saja tersibak matahari yang memanjat naik langit timur, ketika Nitta memanggil putranya, Mario, yang duduk termenung di ruang  tengah.

Ia tahu, hari-hari belakangan ini Mario lebih sering diam, larut dalam kecewa.

Usaha yang ia bangun dengan harapan besar telah runtuh. Tidak ada senyum, tidak ada semangat yang terpancar di wajahnya. Semua tenggelam dalam bayang-bayang kegagalan. Dia tak kuat membayangkan nasib 57 karyawannya.

"Mau ikut Ibu jalan-jalan, Nak?" tanya Nitta lembut, menyadari Mario memerlukan ruang untuk berbicara.

Tanpa kata, Mario mengangguk dan berdiri perlahan. Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan dalam hening mereka melaju menuju Maal AEON BSD, tempat favorit Mario ketika masih kecil.

Di perjalanan, Mario akhirnya membuka suara, "Bu, aku tidak tahu harus mulai dari mana lagi. Semua sudah hancur. Usaha yang kurintis, semua tenaga dan waktu yang kuberikan, ternyata hanya membawa kegagalan."

Nitta tetap tenang mendengar keluhan putranya, seraya peIan menjalankan sedan hitam-nya.
Nitta sebagai ibu  sudah menduga ini akan terjadi.

Jauh, sebelumnya, suaminya, ayah Mario, telah memperingatkan bahwa strategi diskon tanpa batas, promosi perang harga, dan tidak memperhatikan pembukuan dengan seksama hanya akan membawa kerugian.

Tapi Mario keras kepala. Ia merasa bisa menaklukkan dunia bisnis dengan cara berbeda, meski semua pengalaman sang ayah menunjukkan , bahwa cara yang dipilih Mario sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun