Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Diam Terkunci

19 Mei 2022   07:33 Diperbarui: 19 Mei 2022   07:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Diam Terkunci

Soetiyastoko

Sebaskom sepi kuangkat pelan-pelan ke kamar mandi

Kukumpulkan  pucuk demi pucuk sejak dini hari, dari yang terserak di teras rumah

Sebaskom pucuk-pucuk sepi,
ternyata,
tak cukup untuk
susun sebait puisi
yang
bisa
luruhkan pintu hati-mu,
kini
diam terkunci
senyum

(Yaa Dikau Pencipta kasih, mampukan aku wujudkan janji, riangkan hatinya, dengan rinduku yang makin segar, usai dibasuh sepi)

***

Bumi Serpong Damai 22 Maret 2022
Suara burung pagi menyapu sepi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun