Puisi  | Kata-nya
Di teras belakang rumah
dan
halaman taman yang nyaris jadi belukar
Tiba-tiba teringat tulisan sang Begawan,
"Anak-mu, bukanlah anakmu. Dia anak masa depan. Sedangkan kau, adalah busur, tugasmu lesatkannya, terbang jauh ke masa depan, ..."
Begitu 'kah, yang pernah kubaca ?
Aku tak mampu ingkar, sudah mulai lupa, ...
Meski serasa, baru kemarin mereka berlarian
di
halaman ini
Â
Puing-puing pot
kesayangan ibu-nya
yang pecah
serta
serpihan mawar,
berantakan
tertabrak mereka
yang
riang bercanda
Adegan itu terbayang nyata
Kini
adalah
masa depan itu
Kucari lagi
buku itu
ingin ku-eja lagi dengan benar
dan
lantang
Puisi  Khalil Gibran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!