Diary  |  JNE, You Are My Best
Soetiyastoko
Dulu, saat kuliah, ayahku selalu mengirimkan uang untukku, lewat Titipan Kilat JNE. Uangnya ditutupi karbon bekas ketikan, lalu dimasukan kedalam amplop putih panjang. Ayah-ku menyebutnya amplop kabinet.
Aku tidak tahu asal muasalnya, mengapa amplop yang seperti itu, disebut begitu.
Ketika anak-anakku masih SD, anak penengahku juga mengajukan pertanyaan seperti itu. Tapi buntut pertanyaannya ditambah  kalimat,
"....., ayah, mungkinkah karena awalnya yang pakai amplop itu, suratnya para mentri, yaa, 'yah ?" , aku mengangguk, mengiyakan. Walau dalam hati tidak yakin.
Tapi bukankah para menteri-pembantu-nya presiden, dikoran-koran, ditulis sebagai "kabinet". Yaa, para pembantu itu presiden disebut kabinet.
***
Amplop kabinet berisi uang itu, hampir selalu datang ditanggal yang sama. Tanggal 10.
Pesan ibuku yang selalu disampaikan, "Anakku yang pinter, kuliah-lah yang bener. Atur penggunaan uang yang dikirim ayahmu, sebelum tanggal 15 bulan berikutnya, harus masih ada untuk makan".
Aku mengerti, jangan sampai aku tidak makan, karena kehabisan uang. Termasuk antisipasi, kalau-kalau kiriman ayah-ku, terlambat datang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!