Bahkan, ... Ongkos kirim paket-paket itu, oleh adikku sudah dibayar dimuka. Sudah lunas. Aku jadi mengulang-ulang.
Ketahuan, deh, .... aku sudah emak-emak.
***
Sampah, kata mereka.
Katanya sudah dua kali, diantar kerumahku. Tapi rumahku kosong. Jadi dibawa lagi kekios ekspedisi.
"Bikin sempit" , kata bos itu. Sebelum menyuruh buang dan dibakar.
Kurir-nya, minta maaf, setelah tahu, bos-nya marah-marah tak karuan kepadaku. Bos-nya memang salah, kata dia. Bawaanya angot-angotan. Kalau ada pekerjaan lain, pasti sudah saya tinggalkan. Sambungnya.
Kurir itu, meminta aku memaafkan pimpinannya.
***
Semua ini salahku, kenapa adikku yang telah berbaik hati, membantu. Tidak kuminta kirimnya pakai jasa paket kurir JNE. Â Justru kuminta, pakai jasa yang lain.
Ekspedisi yang abal-abal, tak mengerti bagaimana melayani. Tak bekerja dengan hati. Hanya karena pertimbangan "kasihan" dan hasrat ingin menolong saja.