Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sembilan Detik 3

20 Januari 2022   01:13 Diperbarui: 22 Januari 2022   02:38 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi | Sembilan Detik  3

Soetiyastoko

Bukan hanya kataku
mereka-pun pendapatnya sama
dia,
memang luar biasa

Bagaimana, tidak
membayangkannya
melamunkannya,
aku tak berani

Dia,
memang bukan pualam
yang bisa pecah
juga bukan seringai seram

nyatanya
ketika bayangnya hadir
sembilan detik
senyum dikelopak mata-ku

aku
resah
gelisah,
tapi sama sekali tak pasrah

Kukejar
menembus tembok kamar
ketika bayang-mu
tinggalkan-ku

(Aku janji, bila besok diperjumpakan di kampus, akan kusapa dia dengan senyum cinta. Sekarang aku tidur dulu, kumpulkan tenaga dan keberanian, menatap matanya. Sembilan detik saja. Wahai Pemilik Cinta, kuatkanlah aku menanggung rasa).

***

Kabupaten Tangerang, BSD, Kamis 20 Januari 2022, pinggiran yang serasa metropolitan .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun