Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuhitung Dulu

20 Desember 2021   07:29 Diperbarui: 20 Desember 2021   07:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuhitung Dulu

 Soetiyastoko

Duri-duri itu, satu-satu
kau raut,
kini
telanjang
tiada perlindungan,
tinggal merah kuntum
jelang
mekar
dalam kaku contong plastik.


Itu bunga tangan
yang
kau ajukan padaku
seraya
berikrar indah dalam drama

Lampion-lampion merah
beraksen emas
bergantungan sepanjang jalan
kuhitung dulu
sebelum menjawabmu

Jangan marah,
sabar dan tunggu
karena hidup
tak cukup
berawal rekah merah.

Dengan apa,
kelak
kau
nafkahi aku ?
Agar tetap lega bernafas.

***

Pagedangan, 30 Okt 2020
Ada gambar bulat-bulat di dinding kamarku, sorot surya selusup lewat ventilasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun