Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Getah

17 Desember 2021   22:49 Diperbarui: 17 Desember 2021   22:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Getah

  Soetiyastoko

Rumput yang tersisa
adalah yang diharap
hadirkan indah
Mesin potong itu
janjikan untukmu
yang rindu lega

Dahan-dahan rimbun
yang dipangkas
bukan karena
cegah rebah,
akarnya terlalu hujam
untuk disepelekan.

Ketika kau
jalan pelan-pelan di bawahnya
tetes getah dahan
menghias rambutmu,
lengkaplah paragraf cinta
yang 'kan kau ikrarkan.

Sejam lagi malam minggu datang
kali ini, kau wangi
ucapmu ke bayang di cermin,
kumis pun disisir
sebentar lagi berangkat
seusai sujud bersama, awal mahgrib.

***

Sebuah catatan tunggal dari suatu masa yang masih bisa diingat, kursi pojok,  air bening di cangkir tosca dan binar bahagia. Pesona itu semerbak tutur lembut, asli, tanpa riasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun