Catatan Kecil, Di Hari Anti Korupsi
Oleh : Soetiyastoko
Judul di atas, pasti disukai oleh mereka yang tidak suka perbuatan korupsi. Pegiat, promotor anti korupsi. Anti maling !
Hari ini, hari antikorupsi sedunia diperingati tepat 9 Desember untuk mengingatkan publik akan bahaya laten korupsi.
Kita rayakan "Hari Maling". Dengan sukacitakah ?Jangan ngomong dulu yang lebih njlimet alias detil. Uang hasil riba saja, bisa bikin tertawa-tawa. Walaupun hanya di awalnya.
Uang hasil korupsi itu lebih asyik, lho ! Hanya ngobrol-ngobrol di sudut jalan beberapa kali. Atau bisik-bisik di loket layanan publik. Dompet pun tersenyum.
Nanti senyuman itu, dibalas senyuman yang lebih lebar, dari istri tercinta. Ditambah rangkulan manja dan mesra. Dipuji mertua, dibanggakan orangtua. :Sukses di lahan basah" , katanya.
Ini, ada lagi, slot dana untuk mengeruk jalan, sebelum dilapis ulang, agar permukaan jalan tidak melampaui tinggi lantai rumah warga. Tidak usah dikerjakan, langsung dilapis sajs. Lumayan duitnya.Rumus, "tahu-sama-tahu" dipakai untuk membagi-bagi dana itu, ke semua "stake holder" . Gampang, 'kan ?!
Soal nanti, rumah warga jadi berada dibawah ketinggian jalan. Banyak debu masuk rumah, bahkan mungkin jadi tergenang air saat hujan. Itu urusan lain. Nanti ada proyeknya tersendiri, ada lagi "ceperan-nya". Bisa bagi-bagi lagi hasil korupsinya.
Bikin dinding selokan pinggir jalan, jangan bagus-bagus amat. Supaya irit anggaran. Selain itu, harus dipastikan, sebelum dua tahun sudah tersumbat dan rusak.
Untuk apa ?
Yaa, iya-lah, supaya ada lagi proyeknya. Sekaligus untuk memastikan, anggaran terserap 100% . Ini penting, supaya anggaran tahun berikutnya tidak dipangkas.
Bagaimana hubungan dengan kontur jalan dengan elevasi-ketinggian saluran air  yang turun-naik ? Ada yang jawab, "Gak usah dipikir, kalau airnya luber. Pasti mengalir juga, ... Benar 'kan ?"
Wilayah ini bukan peruntukan aktivitas itu, kita harus patuhi.
Itu soal gampang, uang bisa menata ulang segalanya. Ekosistem ramah korupsi, memungkinkan segalanya.
Mudahkan ?!
Anak tidak memenuhi persyaratan untuk  diterima di sekolah pilihan. Itu bukan masalah, sepanjang mampu "berbahasa kekinian" . Pasti diterima, pada akhirnya. Bahkan yang seharusnya tinggal kelas pun, bisa naik kelas ?! .
Jangan sembarangan menulis, nanti bisa dituntut. Bijaklah, saling pengertianlah.
Fakta-fakta di atas dirasakan, dilihat dan banyak diliput media masa.
Kita juga telah membaca, para pejabat jabatan politik atau pun lembaga publik, tak terhitung yang sudah dibui. Akibat korupsi.
Namun, korupsi terus saja berlanjut. Ada saja penerusnya.
Pantaslah, harus ada hari anti korupsi. Kita rayakan hari ini.
Coba, buka YouTube, dosa akibat makan uang haram. Atau akibat pada anak dan keluarga yang diberi nafkah dari uang haram.
Barangkali, bisa menggugah diri untuk ikut aktif berkontribusi, pada aksi anti korupsi.
Disisi lain aktivitas korupsi, menjadi berkah, mewujudkan lapangan kerja. Bertajuk "Komisi Pemberantasan Korupsi" KPK.
Termasuk direkrutnya orang-orang hebat oleh Kepolisian Indonesia. Mereka adalah yang tidak lulus sortiran pimpinan KPK.
Semoga semuanya dapat berkontribusi. Sedikit atau banyak, semuanya bermanfaat.
Penulis percaya, anda dan semua yang berkenan membaca tulisan catatan kecil ini, bukan koruptor.
Terima kasih.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H