Sehari yang lalu, Fatin berada di Sulawesi Barat dalam rangka memenuhi kontrak yang sudah deal beberapa saat setelah kemenangan Juara X-Factor Sesi pertama ini, meskipun penampilan nya kali ini agak 'bersinggungan' dengan politik praktis yaitu Pilkada, namun menurut saya sepanjang kehadiran Fatin untuk menghibur masyarakat di wilayah tersebut  dan tidak di politisasi maka keputusan untuk manajemen Fatin menyetujui kontrak tersebut adalah sah dan wajar saja. Antusias dari masyarakat di polewalimandar, sulawesi barat untuk menonton penampilan Fatin Shidqia adalah salahsatu contoh yang harus di respons oleh manajemen fatin maupun label yang menaunginya, ribuan penonton yang datang paling tidak sudah di promosi kan bahwa pada tanggal 1 juli 2013 akan hadir Fatin Shidqia di tempat yang telah di tentukan dalam rangka kampanye bakal calon bupati dari partai 'anu'. Meskipun dari sudut pandang politik praktis Fatin 'digunakan' sebagai vote getter, untuk meraih simpati masyarakat dan di harapkan pada akhirnya akan memilih bakal calon bupati tersebut namun disini juga terdapat  mutual simbiosis dalam artian Fatin juga di untungkan dengan bisa tampil di pelosok Indonesia yang jauh sehingga dapat menimbulkan kedekatan dengan penggemarnya di daerah tersebut. Hubungan antara Idola dan Fans nya "Fans, mengutip karya William Henry Nugent menyatakan bahwa itu berasal dari kata fancy, sebuah istilah dari Inggris mengacu pada penggemar hobi tertentu atau olahraga dari abad ke-18 awal untuk ke-19, terutama untuk para pengikut tinju. Menurut teori itu, awalnya disingkat menjadi fance kemudian hanya untuk para penggemar homonim. Merriam-Webster, kamus Oxford dan sumber-sumber lain mendefinisikannya sebagai versi singkat dari kata fanatik. Kata pertama menjadi populer dalam referensi untuk penggemar bisbol. (Fanatic sendiri, diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris sekitar tahun 1550, berarti "ditandai dengan antusiasme yang berlebihan dan sering intens pengabdian kritis". Ini berasal dari fanaticus kata Latin modern, yang berarti "gila-gilaan tetapi diilhamkan oleh Tuhan". Kata awalnya tergolong ke sebuah kuil atau tempat suci [latin fanum, puitis Inggris Fane] rasa modern "sangat bersemangat" tanggal dari sekitar 1647,. (penggunaan fanatik sebagai kata benda berasal dari 1650) Namun, istilah "Fans" untuk menyukai sangat intens terhadap sesuatu, sementara dari sebuah etimologi yang berbeda, kebetulan membawa konotasi kurang intens tapi agak mirip dengan "fanatik". Kata muncul sebagai kata yang mirip dalam bahasa Inggris-Amerika sekitar 1889. Pendukung adalah sinonim untuk "fans" yang mendahului istilah yang terakhir dan dengan demikian masih umum digunakan di British bahasa Inggris, terutama untuk menunjukkan penggemar tim olahraga. Namun, istilah "fans" telah menjadi populer di seluruh dunia berbahasa Inggris, termasuk Inggris. Istilah pendukung juga digunakan dalam arti politik di Amerika Serikat, untuk penggemar politisi, partai politik, olahraga, artis dan isu kontroversial " (wikipedia) Idola atau Idols adalah kata benda seperti  dalam kamus webster disebut sebagai : Seseorang atau hal yang sangat dikagumi, dicintai, dihormati misalnya : "aktor idola saya dalam film adalah Bruce Lee" meskipun dalam arti yang berbeda bisa disebut  sebagai pemujaan. Sebagaimana Fans olahraga sepakbola menggemari Club tertentu dengan cara berlebihan dalam kasus "Hooligans" di Inggris misalnya. Hubungan yang erat antara penggemar atau fans dengan idolanya dalam rentang waktu tertentu seringkali memicu tindakan yang melewati batas di karenakan 'euphoria' atau gembira yang berlebihan, seperti efek yang di munculkan dalam obat-obatan terlarang adiktif jenis ectasy misalnya. Disinilah kecerdasan emosi berperan aktif untuk dapat mengendalikan emosi gembira yang berlebihan dan menolak dengan santun bila fans dari idola tersebut minta foto bersama dalam pose yang tidak sopan atau berlebihan. Fatin Shidqia sedari awal sebenarnya terlihat memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, terlihat dari kemampuannya untuk tekun berlatih karate dan membuang rasa bosan, juga dalam penampilannya ketika terjadi insiden salah lirik dalam lagu nya lenka, kejujurannya menampakan ekspresi masa muda nya adalah salah satu kelebihan sekaligus celah melakukan kesalahan "yang buat sebagian orang mengecewakan", namun Fatin adalah manusia biasa yang kebetulan menjadi 'artis idola' yang menginspirasi banyak orang sehingga "tuntutan menjadi sempurna" sering menjadi agak berlebihan. Konser-konser Kecil Fatin Shidqia Dalam dunia Profesional apapun, Pengalaman sama nilainya dengan pengetahuan dan skill yang dimiliki. Jam terbang-lah yang mengasah kemampuan dan bakat seseorang menjadi ahli, seorang master. Dalam hal ini Fatin sebagai Penyanyi Profesional memerlukan ruang untuk mengasah kemampuan dan bakat bernyanyi nya. Undangan On-air maupun Off-air bisa dimaknai sebagai ruang pembelajaran dan menambah jam terbang sehingga seluruh potensi dapat berkembang sedemikian rupa, dengan semangat terus belajar memperbaiki diri, menambah pengetahuan dan tehnik, mematangkan karakter vokal yang dimiliki kiranya nanti Fatin Shidqia akan bermetamorphosis menjadi seorang maestro dalam mengolah sebuah lagu menjadi lagunya sendiri, dengan karakternya  yang berkesan dan bukan tidak mungkin Fatin bisa membuat lagunya sendiri. Konser-konser tunggal kecil yang di adakan di seluruh Indonesia raya, sepanjang tidak mengganggu statusnya sebagai pelajar kelas tiga SMA, mungkin lebih penting ketimbang bernyanyi beramai-ramai dalam satu paket hiburan di televisi, sekaligus untuk ajang mempertemukan idola dengan fans setianya (baca:Fatinistic) di seluruh Indonesia. Adapun persiapan-persiapan yang matang dalam menyusun jadwal konser-konser tunggal tersebut juga harus menjadi perhatian, jangan terlalu padat. Sisakan ruang untuk istirahat yang cukup, makan dengan nutrisi yg seimbang dan olahraga teratur. Dan yang terpenting sisakan ruang untuk belajar, karena UN tinggal kurang dari setahun lagi. Semangat ya FatinSL...nit..nit..nit....Fooyaaaa...Ting ! twitter@tardjo_id dan @soetardjoB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H