Mohon tunggu...
Soetardjo Budisantoso
Soetardjo Budisantoso Mohon Tunggu... lainnya -

warm.nice.friendly

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Intermezzo

11 November 2012   13:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:37 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Wahai malam, aku memburumu tersungkur-sungkur
menderu desahmu di telinga ku
berpacu dengan keringat dari pinggul mu
engkau teriakan namaku berulang-ulang
lalu kamu bisikan dengan menggeram

"sayang..sayang...aakhh...jangan berhenti"
dan kujawab dengan geraman yang sama
"aku tidak akan berhenti untukmu sayang"
lalu teriakan mu mengunci rembulan
seperti kuda liar yang mendaki gunung merapi
engkau menari dalam bayangan
lalu saat malam hampir berlalu
dan tubuh kita masih saja menyatu
aku berseru : " stop dulu say..waktunya sholat shubuh"
dan kamu memandangku kebingungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun