Wahai malam, aku memburumu tersungkur-sungkur
menderu desahmu di telinga ku
berpacu dengan keringat dari pinggul mu
engkau teriakan namaku berulang-ulang
lalu kamu bisikan dengan menggeram
"sayang..sayang...aakhh...jangan berhenti"
dan kujawab dengan geraman yang sama
"aku tidak akan berhenti untukmu sayang"
lalu teriakan mu mengunci rembulan
seperti kuda liar yang mendaki gunung merapi
engkau menari dalam bayangan
lalu saat malam hampir berlalu
dan tubuh kita masih saja menyatu
aku berseru : " stop dulu say..waktunya sholat shubuh"
dan kamu memandangku kebingungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H