Mohon tunggu...
Soesi Sastro
Soesi Sastro Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Sosial dan Lingkungan

The secret of change is to focus all energy not on fighting the OLD but on building the NEW

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ransel Oalah

30 Oktober 2015   13:22 Diperbarui: 30 Oktober 2015   13:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ransel tiba-tiba saja begitu menyita perhatian. Apalagi dengan tertangkapnya pelaku pembawa bom di sebuah pusat perbelanjaan di Tangerang beberapa hari ini, pelaku kebetulan membawa tas ransel.

Ransel adalah sebuah tas yang biasa dipakai dipunggung dan dilindungi oleh dua tali memanjang vertikal melewati bahu untuk memudahkan si pemakai membawa barang bawaan sesuai kebutuhannya.

Pada zaman dahulu, tas ransel ini digunakan oleh para pemburu membawa tangkapan atau hasil buruannya dari hutan-hutan sehingga memudahkan perjalanan. Umumnya tas ransel para pemburu terbuat dari berbagai kulit binatang atau kulit kayu.

Dengan ransel, berat beban tidak bertumpu pada satu bahu, sehingga mengurangi kemungkinan cedera karena tas bertali bahu. Penggunaannya fleksible, sehingga barang apa saja dapat masuk dan tertutup rapat. Selain itu ransel juga nyaman dipakainya.

Sejalan dengan perkembangan jaman, tas ransel begitu popular di kalangan anak-anak sekolah mulai play group sampai mahasiswa dan dosen, para eksekutiv, pekerja kantoran, pekerja bangunan, dan siapapun menggunakannya karena memang cukup simpel.

Bentuk dan harganya yang berbeda-beda secara tidak langsung merepresentasikan profesi atau kegiatan si pemakai ransel tersebut. Bahkan mungkin bisa jadi pemakaian model tas ransel bisa mengkomunikasikan kegiatan pemakainya.

Di beberapa perkantoran, kadang-kadang pemakai tas ransel lupa melepaskannya dari punggung. Sehingga ketika masuk ke dalam lift yang sesak, kemudian  sang pemakai ransel memutar diri dengan yakinnya, menyebabkan orang-orang dibelakangnya terdorong tas ransel dan harus nyengir sambil melipat badan. Barangkali inilah fenomena saking nyaman. Jadinya  tas ransel dan tubuh pemakai seolah lengket menjadi satu. Oalah..... (SOE/2015)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun