BULAN MERAH MARAH
sebutir bulan merah bertanya,
“sudahkah engkau membaca musim dimana kerontang membayang, lelaki-lelaki menjalang, perempuan-perempuan meradang garang dan anak-anak telanjang pekerti”
dengan membawa sabit ditangan engkau berlenggang di ladang gersang menyulut asap ujung api
bulan merah serak berteriak,
“bukankah hutan telah roboh menampar mukamu sendiri, muka berlumut tanpa mulut, muka piranha penuh dosa, muka balon bersilikon“
Jakarta, 01 Oktober 2013
*Puisi dalam buku "Pukul Dua Belas" karya Soesi Sastro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H