Siapa yang tidak kenal dengan wisata yang tersohor di kawasan Tulungagung, Kedung Tumpang. Tempat wisata yang terletak di kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung ini memang sedang naik daun. Tiap hari pengunjung baik dari Tulungagung maupun luar Tulungagung selalu berdatangan tiap harinya. Ada yang dari Kediri, Malang, Jombang, bahkan Surabaya.
[caption caption="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1113497108662996&set=pcb.1113498825329491&type=3&theater"][/caption]Kedung tumpang merupakan sekumpulan karang yang terhantam oleh besarnya ombak hingga terbentuk cekung menyerupai kolam kecil. Pada pagi hari kolam yang air nya sangat jernih ini bisa digunakan untuk berenang. Pasalnya pada pagi hari ombak laut belum terlalu pasang. Berbeda dengan siang atau sore hari yang air laut sudah mulai pasang dan pengunjung dilarang untuk berenang di sana. Selain berenang, di karang tersebut pengunjung juga diperbolehkan memancing ataupun sekedar berfoto ria.
Jika pengunjung ingin bermalam di sana juga ada fasilitas berupa warung warung kosong yang tutup pada malam hari. Jadi pengunjung bisa semaksimal mungkin memanfaatkan fasilitas tersebut gratis. Disarankan untuk pengunjung yang ingin bermalam di sana untuk datang ke Kedung Tumpang sebelum jam 4 sore. Dikarenakan akses yang lumayan sulit jika dilewati pada malam hari.
Berbicara tentang akses, Kedung Tumpang merupakan salah satu tempat wisata dimana butuh perjuangan untuk bisa pergi ke sana. Di samping akses menuju area wisata tersebut, kita harus melewati jalan yang menanjak/menurun dengan kondisi jalan yang berlubang.Â
Setelah sampai di pos petugas, pengujung diharuskan untuk membayar tiket masuk secara sukarela. Artinya tidak ada nominal tertentu untuk bisa masuk ke wisata Kedung Tumpang. Kendaraan yang dibawa seperti mobil atau motor akan diarahkan untuk mengambil jalur yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan akses untuk motor tidak bisa dilewati kendaraan roda empat seperti mobil. Bisa saja motor mengambil di lajur mobil, asalkan di hari sebelumnya tidak terjadi hujan. Perlu diketahui jika hari sebelumnya telah terjadi hujan, maka jalan yang belum dilapisi aspal seluruhnya akan menjadi kubangan lumpur dan menghambat perjalanan pengunjung. Bahkan menurut warga sekitar pernah ada mobil yang harus menginap lantaran mogok ataupun akses terhambat oleh lumpur.Â
[caption caption="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1113498681996172&set=pcb.1113498825329491&type=3&theater"]
[caption caption="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1113498655329508&set=pcb.1113498825329491&type=3&theater"]
Untuk yang membawa motor, ada dua opsi yang bisa diambil. Opsi pertama, jika hari sebelumnya hujan maka jalan akan berlumpur maka pengunjung bisa menitipkan kendaraannya di salah satu rumah warga. Biasanya warga sekitar tidak mematok tarif tertentu untuk parkir di rumah mereka. Namun jarak yang harus ditempuh pun juga sama dengan mereka yang membawa mobil, yakni sekitar 2 kilometer dengan kondisi jalan yang sama. Untuk opsi kedua, jika sebelumnya pernah terjadi hujan, pengunjung bisa saja terus naik motor hingga tempat tujuan asalkan mau menunggu hingga siang sampai jalan yang berlumpur sebelumnya benar-benar kering. Namun harus benar-benar diperhatikan dengan kondisi motor yang digunakan, karena jalan naik maupun turun yang cukup curam.
[caption caption="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1113498378662869&set=pcb.1113498825329491&type=3&theater"]
[caption caption="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1113498381996202&set=pcb.1113498825329491&type=3&theater"]
Setelah berbagai kondisi tersebut, maka perjalanan selanjutnya adalah pengunjung tiba di 'pintu gerbang' Kedung Tumpang. Menuju wisata karang yang terhemas ombak laut tersebut berada di bawah. Jadi mau tidak mau pengunjung diharuskan turun mengikuti petunjuk yang ada. Ada 2 opsi yang bisa dilewati untuk sampai ke karang dan menikmati berenang di sana. Jika menghadap pantai, akan ada sisi kiri dan sisi kanan. Di sisi kiri sudah ada petunjuk dan anak panah yang disediakan oleh pengelola. Jalan yang harus dilalui cukup jauh dan memutar, hal ini menghindari untuk turun langsung dari tebing dengan kemiringan sampai 45 derajat. Disediakan juga tali tambang sebagai pegangan untuk menuruni tebing tersebut. Jika pengunjung merasa kehausan atau kelelahan bisa beristirahat di warung sepanjang jalan tebing yang dilalui pengunjung. Di sisi kanan termasuk jalan pintas untuk menuju karang. Namun kemiringan tebing yang hampir 60 derajat mengharuskan tenaga esktra untuk bisa dilalui. Salah sedikit pengujung bisa terpeleset dan jatuh. Tapi jika melewati sisi kanan ini pengunjung juga akan disuguhkan dengan pemandangan air terjun yang mengalir dari ketinggian 100 meter.Â