Kemenangan Fitriani itu seolah memberikan asa untuk tunggal putri Indonesia. Pasalnya, Fitriani mampu mengalahkan pemain yang memiliki peringkat di atasnya.
Awal 2019, Fitriani berada di peringkat ke-33 dunia, sedangkan Ongbamrunphan berada di peringkat ke-29 dunia. Meskipun begitu, Fitriani sudah sewajarnya menang karena secara head to head unggul dari pemain Thailand tersebut sebelum pertandingan final.
Kemenangan itu pun pelepas dahaga untuk Fitriani yang kerap terjebak di level 32 besar atau 16 besar.
Sayangnya, kemenangan itu tidak menjadi batu loncatan bagi pemain tunggal putri Indonesia tersebut. Setelah juara di Thailand, Fitriani kesulitan bersaing di turnamen lainnya.
Alhasil, Fitriani hanya mampu mencapai 16 besar. Bahkan, tak jarang langsung kalah di babak pertama.
Mayoritas pemain yang mengalahkan Fitriani memiliki peringkat di atasnya. Seperti, Ratchanok Intanon pemain peringkat ke-7 dunia, Saina Nehwal peringkat ke-9 dunia, dan He Bing Jiao peringkat ke-6 dunia.
Namun, Fitriani juga kerap tak berdaya oleh pemain yang peringkat di bawahnya. Pemain itu seperti, Soniia Cheah peringkat ke-33 dunia sampai Zhang Yi Man peringkat ke-40 dunia.
Zhang Yi Man menjadi sosok yang membuat Fitriani terjerembab di babak 32 besar Australia Open 2019 pada awal Juni 2019. Sejauh ini, pemain China berumur 22 tahun itu unggul head to head 2-1 atas Fitriani.
Lalu, bagaimana dengan Gregoria Mariska dan Ruselli Hartawan? selengkapnya bisa kamu dengarkan di podcast #BacotBadminton di link ini.
Sumber :Â Suryarianto.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H