Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Drama Macet "Horor" di Batanghari

8 Maret 2023   21:27 Diperbarui: 8 Maret 2023   21:53 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macet "horor" yang sering terjadi di Kabupaten Batanghari akibat banyaknya truk batubara. Foto : detikNews.com

Kepulan debu-debu hitam berterbangan dijalanan
Bercampur dengan asap knalpot yang hitam pekat menyesakkan
Raungan mesin-mesin kendaraan bersahut-sahutan
Berebut mendahului hingga menyebabkan kemacetan

Lubang-lubang bertebaran disepanjang jalan
Muatan berlebih selalu dikambinghitamkan
Sehari diperbaiki dengan tambal sulam
Sepekan kemudian lubang kembali bermunculan

Puluhan nyawa telah melayang
Masyarakat resah bukan kepalang
Berita di tivi telah sering tayang
Tapi mobil-mobil batu bara masih saja tetap lalu lalang

Macet puluhan jam sudah sering terjadi
Pasien sakit lalu mati didalam ambulans sudah tak terhitung lagi
Anak-anak sekolah kesusahan mau berangkat pagi
Pekerja kantoran telat sudah tak heran lagi

Jalan khusus katanya adalah solusi
Karena jalan nasional tak boleh untuk kendaraan industri
DPR-RI sudah kasih interupsi
Tapi pak Gubernur dan para pengusaha masih mikir 1000 kali

Akibat macet 22 jam dijalan Sarolangun-Tembesi
Akhirnya pak Gubernur hentikan truk batubara beroperasi
Janjinya sih jalan yang rusak akan segera diperbaiki
Namun baru saja berselang tiga hari
Isu batubara bakal jalan lagi mencuat kembali

Wahai para pengambil kebijakan
Kami sudah terlalu lelah dan bosan
Sampai kapankah kami masyarakat Batanghari harus menderita karena kemacetan?

Pematang Gadung, 8 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun